Banyak Daerah Belum Siap, Kemendikbud Tak Wajibkan Sekolah Tatap Muka

ANTARA FOTO/Feny Selly/hp.
Guru melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan sistem daring pada hari pertama sekolah usai libur semester ganjil di Palembang, Sumsel, Senin (4/1/2021).
Penulis: Happy Fajrian
4/1/2021, 14.02 WIB

Kemudian Pemerintah Provinsi Papua Barat dan Kalimantan Barat (Kalbar) juga telah memutuskan untuk menunda pembelajaran tatap muka.

“Semula sudah banyak sekolah yang menyatakan kesiapannya untuk menggelar kegiatan belajar tatap muka. Namun melihat kondisi saat ini, terpaksa kita memperpanjang kegiatan belajar dari rumah untuk siswa,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kalbar, Sugeng Hariadi.

Senada, Kepala Dinas Pendidikan Papua Barat, Barnabas Dowansiba, mengatakan bahwa langkah ini ditempuh karena masih adanya penyebaran Covid-19 yang cukup signifikan di daerahnya.

“Penundaan ini untuk mencegah penularan, mengingat sesuai data Satgas, kasus baru Covid-19 masih terus ditemukan di Papua Barat,” ujarnya.

Menurut hasil survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) belum semua sekolah menyiapkan infrastruktur dan protokol kesehatan demi mencegah penularan virus corona Covid-19 ketika pembelajaran tatap muka dimulai, seperti terlihat pada databoks berikut:

Sejumlah Daerah Tetap Menggelar Sekolah Tatap Muka

Meski demikian ada sejumlah daerah yang sudah memulai pembelajaran tatap muka pada Senin (4/1) ini. Seperti kota Banda Aceh yang menggunakan sistem sif. “Sekolah kita terapkan 50%. Jadi tidak 100% dalam masa uji coba ini,” kata Walikota Banda Aceh Aminullah Usman.

Pembelajaran tatap muka di Banda Aceh berlaku untuk SD dan SMP. Protokol kesehatan wajib diterapkan, dengan siswa dan guru harus menggunakan masker dan mencuci tangan sebelum memasuki lingkungan sekolah, dan duduk menjaga jarak.

Begitu pula Kota Padang, Sumatera Barat, yang telah memutuskan untuk memulai sekolah tatap muka hari ini. Namun sekolah tatap muka di Padang hanya tiga hari dalam sepekan, dan sisanya dilanjutkan dengan pembelajaran jarak jauh. Kapasitas kelas pun dibatasi 50%.

“Untuk persiapan belajar tatap muka semuanya sudah rampung, mulai dari tes usap seluruh guru hingga penyediaan fasilitas penunjang protokol kesehatan di sekolah,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang Habibul Fuadi.

SEKOLAH TATAP MUKA DI PADANG (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/hp.)

Pada tahap awal sekolah tatap muka hanya dilakukan untuk kelas tertinggi, yaitu untuk SMP kelas tiga dan SD kelas lima dan enam. Kebijakan ini pun disambut baik, salah satunya oleh Wakil Kepala SMPN 20 Padang Rifki Ferdiansyah.

Hal ini lantaran berdasarkan evaluasi yang dilakukan selama ini pembelajaran daring kurang optimal. "Pertama, tidak semua siswa bisa belajar daring, ada yang terbatas tidak punya HP dan akses internet," kata dia.

Kemudian saat belajar daring tidak semua siswa mampu menyerap informasi dan materi yang diberikan. Hal itu, beda jauh dengan belajar tatap muka yang ada interaksi langsung.

Halaman:
Reporter: Antara