Kasus Baru Covid-19 Indonesia Tambah 6.753 Orang, Tingkat Positif 22%

ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/nz
Sejumlah warga yang terjaring razia protokol kesehatan mengikuti rapid test oleh petugas medis di Kalimalang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (29/12/2020).
Penulis: Happy Fajrian
4/1/2021, 17.46 WIB

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mengumumkan jumlah kasus baru infeksi virus corona hingga Senin (4/1) pukul 12.00 bertambah 6.753 orang dalam sehari. Dengan demikian, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 772.103.

Jumlah kasus baru tersebut didapatkan dari tes terhadap 45.868 spesimen, dengan jumlah orang yang dites mencapai 30.671. Baik jumlah spesimen maupun jumlah orang yang dites lebih banyak dibandingkan sehari sebelumnya membuat tingkat positif Covid-19 turun menjadi 22,02% dari sebelumnya 24,76%.

Meski turun, tingkat positif Covid-19 RI masih jauh di atas ambang batas yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk dapat dikatakan pengendalian pandemi berhasil yakni sebesar 5%.

Berdasarkan wilayahnya, tambahan kasus hari ini paling banyak berasal dari tiga provinsi, yakni DKI Jakarta sebanyak 1.832, kemudian Jawa Barat 1.079, dan Jawa Tengah 1.037. Selain itu Jawa Timur dan Sulawesi Selatan masing-masing menyumbang 709 dan 510 kasus.

Sementara itu jumlah pasien yang berhasil sembuh bertambah 7.166 orang, sehingga totalnya hingga saat ini sebanyak 639.103 orang telah berhasil sembuh. Meski jumlah kesembuhan terus meningkat, hingga saat ini masih tersisa 133.000 kasus aktif di seluruh Indonesia.

Di sisi lain jumlah kematian akibat Covid-19 masih terus bertambah. Hari ini ada 177 orang yang meninggal akibat Covid-19 di seluruh Indonesia. Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta menyumbang tambahan angka kematian tertinggi hari ini masing-masing sebanyak 56, 38, dan 21 orang.

Epidemiolog Universitas Griffith Dicky Budiman mengingatkan kondisi Indonesia saat ini hingga enam bulan ke depan memasuki masa kritis. Ini lantaran semua indikator, termasuk angka kematian semakin meningkat.

Oleh karena itu respon pemerintah terhadap angka pengetesan yang masih kurang, langkah isolasi, dan implementasi 3M, memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, oleh masyarakat dalam 3 bulan pertama ini akan menentukan arah dan pola pandemi di Indonesia.

Bahkan Dicky menyebutkan dengan perkembangan yang terjadi saat ini masyarakat tidak cukup hanya melakukan gerakan 3M melainkan 5M, yakni ditambah dengan membatasi mobilitas dan menjauhi atau mencegah kerumunan.

“Pemahaman yang keliru jika masyarakat mengira dengan adanya vaksin, semua akan selesai. Vaksin bukanlah solusi ajaib, tapi hanya salah satu cara untuk membangun kekebalan individual, dan perlindungan masyarakat," ujarnya.

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan