Batasi Kegiatan di Jateng, Ganjar Sebut untuk Investasi Jangka Panjang

ANTARA FOTO/Anis Efizudin/aww.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (tengah) didampingi Wali Kota Magelang Sigid Widyonindito (kiri) dan Wakil Wali Kota Magelang Windarti Agustina (kanan). Ganjar menyiapkan sejumlah langkah menjelang pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa Tengah.
Editor: Ekarina
7/1/2021, 16.38 WIB

Provinsi Jawa Tengah bakal menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk mencegah penyebaran wabah virus corona di Semarang Raya, Solo Raya dan Banyumas Raya. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta pengusaha berkorban sejenak untuk investasi kesehatan yang bisa berdampak jangka panjang.

Ganjar mengatakan, salah satu sektor yang mungkin terdampak adalah pariwisata. Namun, kebijakan tersebut sudah dikomunikasikan dengan pelaku usaha. Sehingga mau tak mau aturan tersebut harus ditaati bila tak ingin ditutup. 

"Pariwisata sudah saya katakan mohon maaf, anda akan rugi. Kalau dulu bisa menampung kapasitas 100, sekarang 30% saja. Kalau melanggar, saya tutup. Sehingga dunia usaha bisa memahami situasi yang tak mudah ini," kata Ganjar dalam Talkshow Kesiapan Pemerintah Yogyakarta dan Jawa Tengah dalam mengimplementasikan PPKM Jawa - Bali, Kamis (7/1).

Meningkatkan kesehatan merupakan bentuk investasi jangka panjang dan faktor penting untuk pemulihan ekonomi. Karena itu, bila masyarakat patuh terhadap protokol kesehatan dan kasus aktif melandai, maka aktivitas dapat kembali normal dan ekonomi bisa pulih. 

“Kita harus berkorban di awal untuk investasi panjang. Atau, kita tidak mau berkorban, tapi ke depan investasi tidak berjalan baik? Sebenarnya kesehatan itu adalah investasi awal untuk membangun ekonomi,” ujar dia.

Menurutnya, saat ini seluruh pihak diminta fokus dalam menekan kasus aktif Covid-19. Sehingga, masalah kesehatan perlu diprioritaskan. Sebab, ekonomi dan kesehatan tidak bisa dijalankan secara bersamaan.

Namun, edukasi kepada masyarakat perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, Ganjar melibatkan tokoh agama maupun tokoh masyarakat, agar gencar mensosialisasikan protokol kesehatan dan 3M, yakni mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker. 

Pihaknya kerap menampilkan data pasien yang meninggal dan terpapar Covid-19, jumlah tokoh masyarakat dan tenaga medis yang meninggal serta kondisi rumah sakit. Hal ini perlu disampaikan agar menjadi pemahaman bagi masyarakat dan mentaati protokol kesehatan.

Untuk mengantisipasi kekurangan jumlah tenaga medis di Jawa Tengah akibat lonjakan kasus aktif Covid-19, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Dia pun mengusulkan agar pemerintah melibatkan mahasiswa atau tenaga kesehatan di beberapa daerah yang jumlah kasusnya melandai.

“Kita lihat daerah luar Pulau Jawa, daerah mana saja yang tidak mengalami peningkatan? Nantinya, tenaga medis di daerah tersebut bisa dipinjam, sehingga konteks saling bantu tetap berjalan,” kata dia.

Sedangkan untuk membantu sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Ganjar menyiapkan beberapa strategi seperti memberi pelatihan, promosi di media sosial dengan tagar#LapakGanjar.

Di samping itu, Ganjar memfasilitasi UMKM agar tetap berdaya melalui kerja sama dengan Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah, melakukan pameran virtual hingga menggandeng market place

“Saya rasa masyarakat dan seluruh komponen perlu bekerja sama. Terlebih, Covid-19 masih berlangsung di tahun 2021. Suka tidak suka, mau tidak mau, harus dilakukan,” ujarnya.

Sementara itu, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Wiku Adisasmito menambahkan, pembatasan aktivitas masyarakat diharapkan bisa mengendalikan kasus aktif Covid-19. Pasalnya, di beberapa daerah angka kematian di atas rata-rata nasional. Hal ini bisa berbahaya jika tidak segera dilakukan pengetatan.

Tak hanya itu, jumlah tenaga medis juga tempat tidur di rumah sakit pun terus menipis. Sehingga, dengan pembatasan ini, diharapkan kasus aktif bisa ditekan dibawah angka nasional, pasien sembuh dapat meningkat di atas rata-rata nasional 82%.

“Karena kondisi saat ini darurat, bisa jadi tempat tidur tersedia di rumah sakit. Namun, SDM tidak ada. Ini perlu diperhatikan, sehingga penerapan prtokol kesehatan perlu dijalankan untuk menekan kasus aktif,” ujar Wiku.

Untuk diketahui, Indonesia kembali mencetak rekor kasus Covid-19. Pada Kamis (7/1), jumlah orang yang terkonfirmasi positif virus corona bertambah 9.321.

Angka tersebut mengalahkan rekor tertinggi kasus harian pada satu hari sebelumnya yang mencapai 8.854. Adapun kontribusi tertinggi dari tambahan kasus hari ini berasal dari Jakarta dengan 2.398 dan Jawa Barat 1.416.

Disusul Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan penambahan kasus masing-masing sebesar 998 dan 948. Dengan tambahan kasus harian tersebut, total orang yang terinfeksi virus corona di Tanah Air mencapai 797.728.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 14,4% atau 114.766 merupakan kasus aktif. Kasus aktif merupakan jumlah orang yang sedang dirawat atau isolasi mandiri.

Reporter: Annisa Rizky Fadila