Ahli Kesehatan Sebut Vaksin Covid-19 Sinovac Aman, Cuma Pegal Sedikit

ANTARA FOTO/Siswowidodo/aww.
Seorang tenaga kesehatan memperlihatkan kartu vaksinasi COVID-19 usai mengikuti vaksinasi tahap pertama di Puskesmas Mejayan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Jumat (29/1/2021). Ahli kesehatan menyebut vaksin virus corona yang akan digunakan masyarakat sudah dijamin kemanjuran, keamanan, dan kehalalannya.
29/1/2021, 17.17 WIB

Hasil survei Kementerian Agama (Kemenag) pada awal Januari 2021 menunjukkan bahwa 36,25% umat beragama ragu mengikuti program vaksinasi Covid-19. Salah satu faktornya karena khawatir terhadap vaksin virus corona

Menurut Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Zullies Ikawati, masyarakat tidak perlu khawatir menggunakan vaksin virus corona. Pasalnya, vaksin yang akan digunakan oleh masyarakat sudah dipastikan keamanannya. 

Seperti vaksin Covid-19 buatan Sinovac yang digunakan di Indonesia dinilai cukup aman. Apalagi dalam dua pekan program vaksinasi tidak muncul efek samping yang berat. 

"Untuk vaksin Sinovac saya lihat aman sih, beberapa teman yang saya tanya juga mengaku tetap nafsu makan, hanya merasakan pegal sedikit, tapi besoknya sudah hilang," ujar Zullies dalam Katadata Forum Series bertema "Seberapa Manjur Vaksin Covid-19?" pada Jumat (29/1).

Lebih lanjut, dia menyebut tingkat keamanan dan efikasi tiap vaksin Covid-19 berbeda-beda. Menurutnya, vaksin yang memiliki efikasi tinggi bisa juga menyebabkan efek samping yang serius. Di sisi lain, vaksin dengan efikasi rendah memiliki efek samping yang lebih ringan.

Selain itu, sisi keamanan juga bisa dinilai dari bahan dasar vaksin. Seperti vaksin buatan Sinovac  yang menurut dia lebih aman karena berbahan dasar virus yang dimatikan. 

Namun, vaksin berbahan dasar virus dimatikan memiliki efikasi yang lebih rendah. Dalam hasil uji klinik sementara di Bandung, vaksin Sinovac hanya menghasilkan efikasi sebesar 65,3%. 

Meski begitu, Zullies mengatakan efikasi tersebut sudah melebihi batas minimal 50% yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Adapun efikasi sebesar 65% itu berarti jika ada 100 orang yang divaksinasi, sebanyak 35 orang kemungkinan terpapar Covid-19. Sedangkan 65% bisa terhindari dari virus tersebut. 

Lebih lanjut, Zullies juga menyatakan bahwa vaksin buatan Sinovac sudah dijamin kehalalannya oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Secara khusus, MUI telah menyatakan bahwa vaksin buatan Sinovac memiliki material yang suci dan hahal.

Dengan begitu, Zullies meminta masyarakat untuk tidak ragu mengikuti program vaksinasi. Justru masyarakat bisa menjadikan vaksinasi sebagai ibadah. 

“Vaksinasi itu ibadah, ibadah untuk melindungi sesama. Kan kalau saya kebal, saya tidak akan menularkan ke orang lain. Pemikiran itu yang harus dibangun, bahwa kita bermanfaat untuk melindungi orang lain,” ujar dia.

(Penyumbang bahan: Ivan Jonathan)

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan