Semua Jenis Vaksin Masih Efektif Lawan Varian Baru Virus Covid-19

Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Petugas medis memperlihatkan vaksin covid-19 di Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta, Rabu (17/2/2021). Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi menyebut vaksin Covid-19 yang ada saat ini efekti melawan varian baru virus corona.
5/3/2021, 18.58 WIB

Masuknya mutasi virus corona dari Inggris ke Tanah Air menimbulkan kekhawatiran terhadap efektivitas vaksin Covid-19. Apalagi pemerintah telah  melaksanakan vaksinasi kepada 2,28 juta penduduk Indonesia. 

Meski begitu Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, menyebut bahwa WHO telah menyatakan semua jenis vaksin yang ada ssat ini masih efektif melawan virus corona. Itu karena vaksin dibuat untuk membentuk antibodi yang mampu merespon semua jenis protein yang ada dalam virus. 

"Kami menunggu perkembangan dari para peneliti dan rekomendasi WHO. Namun sampai saat ini, vaksin masih efektif melawan virus corona," kata Nadia dalam Katadata Forum Virtual Series "Percepatan Vaksinasi Menuju Herd Immunity" pada Jumat (5/3).

Lebih lanjut Nadia mengatakan kapasitas vaksinasi Covid-19 perlu segera ditingkatkan. Sehingga potensi laju penularan virus corona dapat dicegah. Jika penyebaran varian baru virus corona tidak dicegah, rumah sakit akan kembali penuh oleh pasien Covid-19.

Di sisi lain, Nadia mengungkapkan bahwa virus akan terus bermutasi untuk bertahan hidup. Salah satu mutasi virus corona yang ada saat ini yaitu B117 yang ditemukan di Inggris pada akhir September 2020.

B117 terbentuk karena adanya perubahaan dari satu antena protein pada virus SARS-CoV-2. Perubahan tersebut berdampak pada kemampuan infeksi virus yang lebih cepat. Sehingga varian tersebut bereplikasi dengan cepat dan memiliki tingkat penularan lebih tinggi.

“Tapi dia (varian B117) tidak menambah keparahan. Jadi kalau kita sakit, gejalanya sama saja seperti kita terkena virus corona yang sebelumnya, tanpa mutasi,” ujarnya.

Untuk mendeteksi varian virus tersebut, pemerintah membuat pemeriksaan berlapis dan karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri. Jika ada yang terkonfirmasi positif, sample spesimenya akan diuji melalui full genome sequencing. Proses tersebut akan berlangsung 2-3 minggu.

Hingga kini Indonesia memiliki 17 laboratorium yang mampu meneliti full genome sequencing. “Daftarnya dapat dilihat di Litbangkes, bagaimana dari awal kita sudah melakukan pemantauan,” ujar Nadia.

Selain pelaku perjalanan, sampel juga diambil dari komunitas. Puskesmas melakukan pelacakan kontak dan pasien yang dirawat di rumah sakit dengan hasil uji usap polymerase chain reaction (PCR) positif.

Reporter: Yosepha Pusparisa

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan