Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan masalah utama yang tengah dihadapi Candi Borobudur adalah tekanan besar terhadap struktur candi. Penyebabnya adalah kelebihan kunjungan wisatawan.
Pengunjung Candi Borobudur pada 2019 tercatat mencapai lebih dari 3,3 juta orang atau setara dengan 8.000 orang per hari. Padahal, berdasarkan hasil studi Balai Konservasi Borobudur menunjukkan idealnya kawasan puncak Candi Borobudur hanya mampu menampung maksimal 128 pengunjung per sekali kunjungan setiap harinya.
"Oleh karenanya, akan diimplementasikan wisata berkualitas di Borobudur, dengan menjadikan Rencana Induk 1979 sebagai acuan bagi Rencana Induk Pariwisata yang terbaru," kata Luhut dalam kunjungan kerjanya ke Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Borobudur, Jumat (13/3).
Sebelum pandemi Covid-19, jumlah pengunjung Candi Borobudur terus meningkat. Simak Databoks berikut:
Rencana induk 1979 disusun oleh pemerintah bersama JICA (Japan International Cooperation Agency). Master plan ini membagi kawasan Borobudur menjadi 5 zona dengan peruntukannya masing-masing sebagai berikut:
- Zona 1, zona pelestarian lingkungan arkeologi (Archaeological Environment Preservation). Zona ini memiliki luas 44,8 ha termasuk zona inti Ngawen dan Gunung Wukir.
- Zona 2, zona taman arkeologi (Archaeological Park Zone). Zona ini dibuat sebagai zona penyangga (buffer zone) dan sebagai fasilitas taman dan area layanan untuk pengunjung, memiliki luas 87,1 ha.
- Zona 3, zona regulasi penggunaan lahan (Land Use Regulation Zone). Zona ini meliputi keseluruhan 3 desa, yaitu Desa Borobudur, Desa Wanurejo dan Kelurahan Mendut seluas 10,1 km2.
- Zona 4, zona pelestarian pemandangan sejarah (Historical Scenery Preservation). Luas total zona 4 ini adalah 26 km2.
- Zona 5, zona taman arkeologi nasional (National Archaeological Park Zone). Zona ini seluas 78,5 km2 dalam radius 5 km dari Candi Borobudur.
Dalam kunjungan tersebut Menko Luhut didampingi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dan Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Bupati Magelang Zaenal Arifin, Direktur Jendral Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Diana Kusumastuti, dan Direktur Jendral Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian.
Bersama rombongan Menko Luhut mengunjungi titik-titik pembangunan yang terdiri atas Kampung Seni Borobudur, Kembanglimus Community Center, Gerbang Palbapang, Kawasan Candi Pawon, Concourse Candi Borobudur, dan Lahan Otorita.
Luhut juga mengajak semua pihak yang menyertainya dalam kunjungan ini untuk bersama-sama menindaklanjuti peningkatan potensi wisata berkualitas di DPSP Borobudur melalui Rencana Induk Pariwisata Terpadu Borobudur-Yogyakarta-Prambanan.
"Berdasarkan rapat koordinasi sebelumnya, isu, dan tindak lanjut yang menjadi perhatian adalah aksesibilitas dan konektivitas, amenitas, atraksi, dan fasilitas penunjang yang dapat meningkatkan nilai pariwisata di Borobudur," kata Menko Luhut dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (13/3).
Menko Luhut menjelaskan aksesibilitas dan konektivitas meliputi jalan, akses transportasi, serta jaringan internet dan telekomunikasi. Sementara itu, penataan kawasan Candi serta kawasan homestay beserta listrik menjadi aspek amenitas yang akan menjadi fokus dalam peningkatan kualitas pariwisata di Candi Borobudur.
Ia menambahkan akan ada peningkatan paket wisata dan ajang yang menjadi daya tarik atraksi. "Untuk meningkatkan nilai kualitas wisata, kita juga perlu siapkan masyarakat dengan memberi pelatihan dalam bidang pariwisata, sehingga kita juga dapat membuka lapangan pekerjaan baru," ujarnya.
Menko Luhut juga meminta perguruan tinggi di sekitar kawasan Candi Borobudur dapat dilibatkan dalam melakukan studi terkait candi, sehingga timbul rasa tanggung jawab untuk merawat dan melestarikan hingga generasi mendatang.
"Semua sudah sepakat, untuk sama-sama bekerja menyiapkan pembangunan kawasan Candi Borobudur dan akan juga disiapkan dana setiap tahun, sehingga Candi Borobudur dapat menjadi laboratorium konservasi cagar budaya bertaraf Internasional," kata Luhut.
Reporter: Antara