Tiga Hal yang Mengubah Dunia Selama Pandemi Covid-19

ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/hp.
20/3/2021, 23.52 WIB

Pandemi Covid-19 membawa masalah dan kesulitan bagi semua negara. Mulai dari mereka yang kehilangan anggota keluarga akibat serangan virus corona, tertular virus ini, sampai dampak turunan seperti kehilangan pekerjaan dan tersendatnya bisnis. Belum lagi hilangnya pengalaman belajar di sekolah. Dan sebagai makhluk sosial, kita dipaksa meminimalisasi berkumpul dengan saudara maupun kerabat dekat.

Namun, selalu ada cahaya di balik awan gelap. Pandemi Covid-19 harus diakui memberi banyak pelajaran bagi masyarakat. Beberapa hal mengalami kemajuan pesat selama masa sulit ini, yang dampaknya memberi kita kesiapan yang lebih baik untuk menyambut masa depan.

Mengutip The Atlantic, Minggu (21/3) ada tiga hal yang mengubah dunia menjadi lebih baik selama masa pandemi Covid-19 setahun belakangan.

1. Teknologi Pengembangan Vaksin

Implikasi paling besar dari pageblug  untuk generasi masa depan adalah kemajuan pesat teknologi kesehatan, secara khusus soal pengambangan vaksin. Covid-19 mendorong pemanfaatan bioteknologi sintetis messenger RNA(mRNA).

Pengembangan vaksin Covid-19 sangat cepat, hanya kurang dari satu tahun dari pertama kali pandemi ini menyebar ke seluruh dunia, vaksin sudah menyebar. Sebelumnya vaksin yang paling cepat dari tahap pengembangan sampai dilempar ke masyarakat memerlukan waktu empat tahun pada tahun 1960, tepatnya vaksin untuk virus gondongan.

Rentannya penyebaran virus Covid-19 melahirkan urgensi masyarakat global, hal ini lantas mendorong kucuran dana untuk ‘mencari jalan keluar’ dari pandemi ini juga bisa mengalir dengan cepat. Pandemi yang meluas dengan sangat cepat juga mendorong banyak kasus untuk diujikan . Hal ini berdampak dengan banyaknya hasil uji coba untuk vaksin.

Salah satu lompatan teknologi kesehatan yang paling penting dalam pengembangan vaksin ini adalah teknologi mRNA baru yang menjadi dasar beberapa vaksin --Pfizer-BioNTech dan Moderna contohnya. Pembuatan vaksin sekarang menyerupai proses coding dan berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan produksi industri, produksi secara massal dan distribusi dalam hitungan bulan dimungkinkan.

Teknologi ini juga membuka peluang untuk pengembangan vaksin untuk penyakit lainnya. Sejauh ini pengembangan sudah dilakukan untuk vaksin mRNA penyakit Malaria yang setiap tahunnya membunuh ratusan orang dan terkenal sulit untuk divaksinasi.

Selain itu, pemanfaatan teknologi mRNA juga memungkinkan pengobatan yang ditargetkan dan individual. Artinya pengobatan untuk penyakit langka yang hanya menyerang sejumlah kecil masyarakat dunia bisa dikembangkan.

2. Pemanfaatan Infrastruktur Digital yang Lebih Maksimal

Salah satu ‘tren’ baru yang terbentuk akibat dari pandemi adalah bekerja dari rumah (work from home atau WFH). Salah satu kebutuhan utama untuk melaksanakan ini adalah pemanfaatan internet dan aplikasi seperti Zoom –yang bahkan sudah menjadi seperti simbol bagi WFH.

Kondisi yang awalnya keterpaksaan ini mulai menjadi hal yang biasa dilakukan masyarakat dan menunjukkan bagaimana pemanfaatannya di masa normal bisa memberi banyak kemudahan.

Tidak bisa dielakan beberapa pola pekerjaan bertransformasi. Ada sangat banyak hal yang bisa diselesaikan tanpa orang harus pergi ke kantor. Hal ini juga memberi keuntungan misalnya memotong waktu commute.

Pemanfaatan teknologi lainnya yang menguntungkan misalnya layanan kesehatan via gawai (telehealth). Hanya bermodalkan internet orang-orang dengan kebutuhan khusus ataupun yang berada di pedalaman bisa dengan mudah berkonsultasi kesehatan. Meski harus diakui tidak semua kondisi penyakit bisa diselesaikan dengan cara ini.

Internet juga memberi akses yang lebih mudah bagi masyarakat luas untuk ‘menghadiri’ beberapa acara. Keberadaan beragam webinar ataupun kelas kreatif sepanjang pandemi memungkinkan orang bisa turut serta tanpa perlu membuang waktu ataupun biaya perjalanan.

3. Keterbukaan Informasi dan Peluang Kolaborasi Ilmu Aemakin Besar

Banyak ahli –terutama yang terkait dengan pandemi—yang muncul ke permukaan dalam satu tahun terakhir. Kebanyakan dari mereka pun membagikan temuan mereka dan membagikannya ke masyarakat.

Hal ini berdampak positif karena memungkinkan penyebaran informasi dan kolaborasi antara ahli yang mungkin tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Salah satu contohnya dirasakan ahli virus asal Australia, Edward Holmes yang membagikan temuannya. Hal ini terkait urutan genom virus Corona yang ditemukan di Wuhan lewat sebuah situs.

Dia menjelaskan mendapat hasil ini dari ilmuan asal Tiongkok, Zhang Yongzhen. Hal ini membuat informasi yang penting terkait virus Corona bisa segera disebarluaskan saat itu.

Hal ini membuka peluang untuk ‘mempertemukan’ berbagai ahli dalam belahan dunia untuk berkolaborasi bahkan tanpa perlu bertatap muka sama sekali untuk menghasilkan karya ilmiah ataupun temuan lainnya di masa depan.

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan