Siklon tropis seroja telah memicu bencana hidrometeorologi di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Presiden Joko Widodo pun meminta tambahan personil SAR untuk membantu evakuasi korban.
Perintah tersebut disampaikan kepada Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kepala Badan Pencarian dan Pertolongan (SAR) Nasional, Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Kepala Polri. Tambahan personil itu diharapkan bisa melancarkan proses evakuasi dan penyelamatan korban.
"Seluruh jajaran mengerahkan tambahan personil SAR sehingga bisa menjangkau lebih banyak wilayah terdampak dan wilayah terisolir dan berbagai gugus pulau," kata Jokowi saat membuka Rapat Terbatas Penanganan Bencana di Provinsi NTB dan NTT di Istana Merdeka, Selasa (6/4).
Presiden juga meminta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimoeljono untuk mengerahkan alat berat dalam proses evakuasi. Tak hanya itu, Mantan Wali Kota Solo itu juga meminta percepatan pembukaan akses melalui jalur laut dan udara jika jalur darat masih sulit ditembus.
Selain evakuasi, Kepala Negara meminta percepatan pertolongan medis kepada korban. Ia menginstruksikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk mempercepat pengiriman tim medis ke lokasi.
Selain itu tempat pelayanan kesehatan dan rumah sakit di lapangan juga perlu diperbanyak. "Pastikan ketersediaan tenaga medis dan obat-obatannya," ujar dia.
Jokowi pun telah mengetahui adanya kendala pengiriman logistik ke lokasi bencana akibat cuaca ekstrem. Meski begitu, ia tetap meminta kebutuhan para pengungsi perlu segera ditangani.
Untuk itu, BNPB dan pemerintah daerah perlu mendata titik pengungsian. Hal ini untuk memastikan logistik yang diperlukan, seperti tenda, dapur umum, kebutuhan bayi dan anak-anak, air bersih, hingga MCK.
Dalam kesempatan itu, Presiden juga memerintahkan Basuki untuk mempercepat perbaikan infrastruktur seperti jembatan, akses jalan, jaringan listrik, jaringan telekomunikasi, dan jaringan internet. "Juga distribusi logistik dan BBM sehingga bantuan tersalurkan ke masyarakat yang jadi korban bencana," ujarnya.
Jokowi pun mengingatkan perlunya antisipasi terhadap bahaya lanjutan akibat cuaca yang sangat ekstrem di Indonesia. Makanya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan cuaca ekstrem akibat siklon tropis seroja dengan gencar.
Selain itu, BMKG perlu memastikan seluruh kepala daerah dan masyarakat bisa memantau prediksi cuaca dan iklim. "Sehingga masyarakat bisa tingkatkan kesiapsiagaan dan waspadanya," kata Jokowi.
Banjir NTT yang terjadi sejak akhir pekan lalu telah menelan lebih dari 100 korban jiwa dan membuat lebih dari 8.000 orang mengungsi. Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi BNPB per Senin (5/4), pukul 23.00 WIB sebanyak 2.019 keluarga atau 8.424 warga mengungsi.
Selain itu, 1.083 keluarga atau 2.683 warga lainnya terdampak. Warga yang mengungsi tersebar di lima kabupaten di wilayah Provinsi NTT.