Presiden Joko Widodo membayar zakat melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) pada Kamis (15/4). Pembayaran zakat ini juga diikuti oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin dan para menteri kabinet Indonesia Maju.
Jokowi berharap seluruh pejabat baik Badan Usaha Milik Negara, swasta, hingga kepala daerah menunaikan zakat lewat amil zakat resmi. Ia berharap, dana yang telah dihimpun oleh Baznas bisa digunakan untuk membantu masyarakat yang mengalami kesulitan akibat pandemi Covid-19.
"Dan memastikan penyalurannya tepat sasaran dan betul-betul sampai ke saudara yang membutuhkan," kata Jokowi di Istana Presiden, Jakarta, Kamis (15/4).
Pada kesempatan tersebut, Kepala Negara juga meluncurkan Gerakan Cinta Zakat. Tujuannya untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam meningkatkan zakat, infak, dan sedekah.
Selain itu, gerakan tersebut sejalan dengan program pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan, menangani dampak musibah, dan menuntaskan program Sustainable Development Goals (SDGs).
Ketua Baznas Noor Achmad mengatakan, pihaknya menginisiasi program pendistribusian dana, yaitu untuk darurat kesehatan, darurat sosial ekonomi, dan program kelanjutan yang telah berjalan.
Pada 2020, Baznas dan seluruh organisasi pengurus zakat telah mendistribusikan dana lebih dari Rp 722 miliar dengan total penerima manfaat mencapai 5,6 juta jiwa. Sebanyak Rp 115 miliar diserahkan untuk darurat kesehatan dan Rp 607 miliar untuk darurat sosial ekonomi.
Sementara, Baznas juga telah menyalurkan bantuan untuk korban banjir Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tahun ini. Total bantuan yang telah dikumpulkan mencapai Rp 1,5 miliar. "Ini akan segera disalurkan," ujar dia. Ia pun memastikan, Baznas berkomitmen untuk menjadi pengelola zakat yang andal.
Sebelumnya, Ma'ruf Amin mengatakan selain zakat, wakaf uang juga memiliki potensi besar sebagai salah satu instrumen pembangunan. Oleh sebab itu pemerintah akan berupaya meningkatkan literasi masyarakat terkait wakaf uang. "Literasinya di bawah zakat, nol koma sekian," ujar Ma'ruf beberapa waktu lalu.