Stok Berkurang, Bio Farma Tambah Produksi 20 Juta Dosis Vaksin Corona

ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/hp.
Petugas kesehatan memperlihatkan botol vaksin COVID-19 AstraZeneca saat vaksinasi bagi pedagang di pasar tradisional Gringging, Kediri, Jawa Timur, Kamis (1/4/2021). Nio Farma siap tambah produksi 20 juta vaksin demi menjaga pasokan vaksin Covid-19 hingga Mei 2021.
22/4/2021, 17.39 WIB

Stok vaksin Covid-19 mulai berkurang seiring dengan pembatasan ekspor dari negara produsen. Namun, Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito memastikan PT Bio Farma (Persero) akan menambah 20 juta dosis vaksin.

Penambahan dosis tersebut untuk menjamin vaksinasi pada April hingga Mei 2021 terus berjalan. Selanjutnya, Bio Farma akan terus meningkatkan kapasitas produksi vaksin virus corona guna memenuhi kebutuhan vaksinasi.

"Masyarakat tidak perlu khawatir karena akan ada tambahan 20 juta dosis vaksin Covid-19 hasil produksi Bio Farma," kata Wiku saat konferensi pers di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Kamis (22/4). Meski begitu, pemerintah telah melakukan pengaturan laju vaksinasi seiring dengan jumlah vaksin yang terbatas.

 Adapun, data Kemenkes per 22 April mencatat, total vaksinasi dosis pertama telah mencapai 11,43 juta orang atau 28,3 persen dari target. Sementara, vaksinasi dosis kedua telah diberikan kepada 6,4 juta orang atau 16,08 persen.

Secara rinci, vaksinasi tahap pertama telah dilakukan kepada 1,48 juta tenaga kesehatan, 7,62 juta petugas publik, dan 2,32 juta lansia. Sementara vaksinasi tahap kedua telah diberikan kepada 1,34 juta tenaga kesehatan, 3,9 juta petugas publik, dan 1,17 juta lansia.

Sebelumnya, data Kementerian Kesehatan mempersiapkan berbagai macam alternatif vaksin Covid-19. Salah satunya, pasokan 100 juta dosis vaksin dari Sinovac.

Saat ini Kementerian Kesehatan  sedang berunding dengan Sinovac untuk mendapatkan pasokan vaksin pada kuartal IV 2021,  “Kami sedang negosiasi tambahan (vaksin) ke Sinovac,” kata Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes dr Siti Nadia, Jumat (16/4).

Mundurnya pasokan vaksin juga diungkapkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam rapat dengan DPR. Dia menyebutkan lebih dari pasokan 100 juta dosis vaksin ke RI berpotensi tertunda. Dari angka tersebut, 54 juta adalah vaksin  dan 50 juta merupakan vaksin AstraZeneca.

Budi sebelumnya mengatakan terganggunya pasokan lantaran negara produsen seperti India menahan ekspor lantaran kasus Covid-19 yang meningkat. Hal ini juga telah dijelaskan oleh otoritas Negeri Bollywood tersebut.

"Terus terang itu bukan sesuatu yang bisa kami terima," kata Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Kamis (8/4).

Reporter: Rizky Alika