Jokowi Belajar Mengendalikan Kasus Covid-19 dari India

Katadata
Presiden Joko Widodo meminta kepala daerah untuk waspada terhadap kenaikan kasus Covid-19 sekecil apapun guna mencegah terjadi lonjakan kasus seperti yang terjadi di India.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Agustiyanti
30/4/2021, 09.33 WIB

Presiden Joko Widodo belajar mengendalikan kasus virus corona dari India. Menurutnya, pemerintah sempat menelepon Menteri Kesehatan India untuk menanyakan strategi dalam mengendalikan pandemi.

“Saya ingat Januari kita telepon ke Menteri Kesehatan India. Kuncinya apa? Kuncinya adalah micro lockdown,” kata Jokowi saat memberikan pengarahan pada kepala daerah se-Indonesia Tahun 2021 di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (28/4).

Saat itu, menurut Jokowi, Indonesia memutuskan untuk meniru strategi India dengan menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro. Melalui kebijakan ini, pengetatan dilakukan dari tingkat RT.

Mantan Wali Kota Solo itu mengatakan, adaptasi micro lockdown India di Indonesia ini dilakukan karena Negeri Bollywood itu berhasil menekan kasus harian hingga 10 ribu kasus per hari. Pada Oktober 2020 hingga Januari 2021, kurva penularan di India tengah melandai.

Namun, saat ini terjadi lonjakan kasus di India hingga mencapai 350 ribu kasus aktif per hari. “Ini yang menjadi kehati-hatian kita semuanya,” ujar dia.

Tidak hanya India, lonjakan kasus juga terjadi di Turki, Brasil, dan beberapa negara di Uni Eropa. Oleh karena itu, Jokowi lebih berhati-hati untuk menangani pandemi belajar dari kasus negara-negara tersebut.

Ia  pun telah meminta kepala daerah untuk waspada terhadap kenaikan kasus sekecil apapun. “Ikuti angka-angkanya, kurvanya. Begitu naik sedikit, segerakan untuk ditekan kembali agar terus menurun,” ujar dia.

Kepala Negara juga meminta pemerintah daerah untuk berhati-hati terhadap potensi peningkatan kasus selama momentum Idul Fitri. Sebagaimana diketahui, kenaikan kasus Covid-19 di India salah satunya disebabkan oleh festival keagamaan.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengingatkan ada pelajaran yang dapat diambil masyarakat Indonesia dari gelombang dua Covid-19 yang terjadi di India.  Kenaikan kasus virus corona tersebut terjadi akibat masyarakat kurang waspada karena sudah banyak yang telah menjalani vaksinasi. 

Masyarakat India mulai mengendorkan penerapan protokol kesehatan, seperti mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak alias 3M. "Karena vaksinasinya tinggi, jumlah kasus konfirmasinya menurun, mereka lupa. Mereka kurang wapada," kata Budi di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (19/4).

Selain itu, ada pula mutasi virus baru di India sehingga berakibat kepada lonjakan kasus. Bahkan varian baru virus Covid-19 tersebut telah masuk Indonesia. "Namun kita masih sangat sedikit insidennya (mutasi virus baru)," ujar dia.

Ia pun meminta masyarakat Tanah Air untuk menjaga diri dan menerapkan protokol kesehatan secara disiplin. Sebab, vaksinsi dan penerapan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Skala Mikro telah berhasil menurunkan laju penularan virus corona.

Mantan Direktur Utama Bank Mandiri itu juga meminta masyarakat mematuhi aturan PPKM Mikro. "Kalau itu bisa kita jalankan, di masa Ramadan dan Idul Fitri kita tidak usah mengalami seperti India," kata Budi.

India mencatatkan lonjakan kasus mencapai 60% hanya dalam sepekan. Negara ini juga mencatat 17.330 kasus kematian akibat virus corona Covid-19 sejak 20-26 April 2021. Tambahan kasus kematian di Negeri Bollywood tersebut naik 83% dari pekan sebelumnya, sekaligus menjadi yang terbesar di dunia.

Reporter: Rizky Alika