Kepolisian telah menyiapkan langkah penjagaan menjelang larangan mudik yang berlaku pada Kamis (6/5) besok. Kepala Badan Pemelihara Keamanan Polri Komjen Pol Arief Sulistyanto mengungkapkan titik-titik penyekatan pada saat Operasi Ketupat 2021 yang telah disiapkan Polri.
Arief mengatakan, lokasi penyekatan yang semula berjumlah 333 titik, kini ditingkatkan menjadi 381 titik yang tersebar mulai dari Sumatera Selatan sampai Bali. Sedangkan lokasi penyekatan terbanyak berada di Provinsi Jawa Barat serta Jawa Tengah.
“Titik-titik penyekatan ini sudah mulai aktif besok. Kami harapkan masyarakat jangan sampai kucing-kucingan dengan polisi, karena pasti akan ketemu,” kata Arief dalam diskusi FMB9 Jaga Keluarga, Tidak Mudik, Rabu (5/5).
Arief mengatakan, polisi juga akan mengambil tindakan tegas terhadap warga yang melanggar peraturan larangan mudik lebaran. Bagi warga yang tetap nekat melakukan mudik akan dihentikan dan harus melakukan tes swab antigen atau GeNose C-19.
“Kalau hasilnya positif maka dia akan diisolasi, tapi kalau negatif akan dikembalikan (putar balik),” kata Arief.
Polisi juga telah menindak lebih dari 100 travel gelap sebagai sarana transportasi umum ilegal untuk mudik. Bagi travel gelap, polisi akan melakukan penilangan dan penahanan kendaraan sampai dengan waktu yang ditentukan, untuk kemudian diproses di pengadilan.
"Sampai saat ini sudah ada 159 travel yang tidak mempunyai izin operasi dilakukan penahanan oleh Korlantas Polri di seluruh jajaran. Mudah-mudahan penahanan ini akan menimbulkan efek jera,” ujarnya.
Sedangkan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta para gubernur di tiap daerah berkoordinasi mengerahkan petugas untuk menjaga perbatasan. Ini lantaran masih ada warga yang tetap memaksakan diri untuk pulang saat pandemi.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan, masih ada sekitar 18 juta orang yang masih nekat melaksanakan mudik lebaran meski dilarang pemerintah.
Budi mengatakan, tujuan para pemudik paling banyak adalah ke Jawa Tengah, yakni lebih dari 30% dan Jawa Barat lebih dari 20%, setelah itu Jawa Timur, Banten dan sekitarnya, Lampung, Sumatera Selatan, dan seterusnya.
“Kita Menteri Perhubungan dan Satgas selalu ingin melakukan suatu upaya sosialisasi peniadaan mudik agar jumlah 7% ini turun menjadi jumlah yang lebih sedikit. Sehingga kita bisa me-manage, dan polisi bisa melakukan penyekatan," kata dia.