4 Strategi Pemerintah Mengurangi Laju Penularan Covid-19

ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/wsj.
Petugas kesehatan mendata warga pelayan publik yang mengikuti vaksinasi di GOR Jetayu, Pekalongan, Jawa Tengah, Minggu (6/6/2021). Pemerintah setempat bersama TNI, Polri dan petugas kesehatan melaksanakan vaksinasi massal COVID-19 kepada pelayan publik dengan target 1.050 orang.
Penulis: Safrezi Fitra
1/7/2021, 17.40 WIB

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan empat strategi pemerintah dalam mengurangi laju penularan Covid-19 yang tengah melonjak saat ini. Empat strategi ini harus dijalankan bersama-sama serta butuh dukungan banyak pihak dan masyarakat.

Dia mengaku belajar para ahli epidemiologi bahwa tujuan dari mengatasi pandemi Covid-19 adalah mengurangi laju penularan atau istilahnya flattening the curve. Para ahli tersebut menjelaskan untuk mengurangi laju penularan ini, Indonesia harus menurunkan rasio replikasi (replication rate/RT) minimal di bawah 1.

Saat ini RT di Indonesia sudah mencapai 5, artinya setiap satu orang yang positif Covid-19, bisa menularkan lima orang lainnya. Untuk mencapai RT di bawah 1, laju penularan harus dihentikan sehingga tidak semua penderita Covid-19 menulari orang lain.

 Ada tiga hal yang mempengaruhi laju penularan. Pertama, terkait dengan jenis virusnya. Kedua, seberapa sering orang yang terkena Covid-19 berinteraksi dengan orang lain. Ketiga, berapa lama masa infeksinya.

Hal pertama tidak bisa diatasi karena muncul secara alami, seperti munculnya varian-varian baru virus corona yang lebih kuat dan penularannya lebih cepat. Pemerintah hanya bisa mengintervensi hal kedua dan ketiga.

Budi mengungkapkan ada 4 strategi yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi penularan Covid-19 dan menurunkan RT menjadi di bawah 1. keempat strategi tersebut adalah:

1. Protokol kesehatan
2. Menerapkan 3T, yakni pemeriksaan atau tes (Testing), pelacakan kontak (Tracing), dan perawatan (Treatment).
3. Mempercepat program vaksinasi
4. Menyiapkan rumah sakit dan tempat isolasi.

Menurut Budi banyak masyarakat menganggap vaksinasi adalah satu-satunya cara pemerintah menghadapi pandemi. Padahal, protokol kesehatan masih perlu dilakukan sejalan dengan program vaksinasi.

"Saya harus bilang tidak. Vaksinasi saja tidak akan cukup, tiga strategi lain harus dijalankan sama kencangnya dengan vaksinasi," ujarnya.