Dokter Spesialis Dorong Vaksinasi Ibu Hamil, Pfizer dan Moderna Aman

ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/hp.
Pemberian bantuan pendamping makanan tambahan untuk balita dan ibu hamil oleh Kementerian Kesehatan itu.
Penulis: Yuliawati
3/7/2021, 10.26 WIB

Angka kasus Covid-19 dalam sebulan terakhir terus melonjak dengan menyebarnya varian asal India, Delta. Berbagai lapisan masyarakat rentan terinfeksi Covid-19, termasuk ibu hamil.

Ketua Umum Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Ari K. Januarto, menyarankan kelompok ibu hamil menerima vaksin virus corona. Berdasarkan data POGI, kasus ibu hamil yang terjangkit Covid-19 terus bertambah dengan jumlah sekitar 536 orang selama periode April 2020 hingga April 2021.

Berdasarkan data tersebut juga, sekitar 72% kasus Covid-19 dialami pada usia kehamilan 37 minggu atau menjelang kelahiran. "Sementara kita belum mempunyai rumah sakit yang benar-benar khusus menangani ibu hamil", ujar Ari, Jumat (2/7).

Adapun berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta, sebanyak 15.072 ibu hamil yang dilakukan tes PCR, sekitar 1600 atau 11% yang positif Covid-19. Sebanyak 1000 orang memerlukan rujukan ke rumah sakit.

Banyaknya kasus Covid-19 pada ibu hamil dapat menjadi celah penyebaran virus, baik bagi keluarga, tenaga medis, hingga dokter. Sehingga POGI mendorong vaksinasi ibu hamil.

Vaksin yang tersedia saat ini aman untuk ibu hamil. "Vaksin yang ada tidak mengandung zat-zat berbahaya bagi kehamilan terutama pada vaksin yang mengandung 'non live virus', itu sangat aman," ujar Sekjen POGI, Budi Wiweko.

Ia menyampaikan bahwa berdasarkan studi atas vaksin "non live virus" seperti vaksin influenza atau vaksin DPT (difteri, pertusis, dan tetanus) cukup aman diberikan kepada ibu hamil. "Selama ini ibu hamil mendapatkan vaksin non live virus seperti influenza itu tidak ada keluhan KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi)," katanya.

Berdasarkan studi terbaru "Preliminary Findings of mRNA Covid-19 Vaccine Safety in Pregnant Persons" antara Desember 2020 sampai Februari 2021 di Amerika Serikat, ibu hamil yang mendapatkan vaksin Covid tidak mengalami gejala KIPI berarti.

Dalam studi itu, lanjut dia, sekitar 35.000 pasien ibu hamil berusia 16-54 tahun di AS mendapatkan vaksin Pfizer dan Moderna.

"Gejala KIPI yang paling banyak adalah nyeri pada lokasi injeksi baik yang mendapatkan vaksin Pfizer maupun Moderna. Injeksi di dosis kedua, keluhan nyeri berkurang jauh dibandingkan dosis pertama," katanya.

Responden dalam studi, sebanyak 70% menerima vaksin Pfizer maupun Moderna saat usia kandungan di atas tiga bulan. Sisanya sebanyak 28% menerima vaksin saat usia kehamilan kurang dari tiga bulan.


Dari studi tersebut, persentase kematian janin di bawah usia lima bulan hanya 0,1%, masih setara setara dengan literatur yang ada sehingga dinilai tidak ada hal berbahaya yang terjadi pada ibu maupun janin yang dikandung.

"Data dari vaksinasi untuk ibu hamil memang masih belum banyak tetapi inilah dasar pemberian vaksin kepada ibu hamil," katanya.

Ketua Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Adib Khumaidi, menjelaskan beberapa vaksin dapat digunakan ibu hamil seperti Pfizer, Moderna dan Astrazeneca. Adib juga menyampaikan bahwa IDI akan segera  merilis rekomendasi vaksin bagi ibu hamil.

"Penanganan pandemi pada ibu Hamil perlu mendapat perhatian dengan strategi yang berbeda. Berharap ini menjadi perhatian pemerintah," kata Adib.

Penyumbang bahan: Mela Syaharani

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan