Hasil Survei Sejak Mei: Prabowo, Anies, dan Ganjar Capres Terpopuler
Nama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, serta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo masih bercokol di posisi tiga besar calon presiden yang menjadi favorit masyarakat. Hal tersebut terlihat dalam sejumlah survei yang dilakukan beberapa lembaga sejak Mei hingga awal Agustus 2021.
Salah satunya Institute of Democracy and Strategic Affairs pada 3 Agustus lalu. Dilansir dari Antara, survei Indostrategic menyebutkan elektabilitas Prabowo Subianto berada pada angka 17,5%. Namun Ketua Umum Partai Gerindra tersebut dibuntuti ketat Anies dengan keterpilihan 17%.
Sedangkan Ganjar terpaut jauh di posisi tiga dengan angka 8%. Di bawah Ganjar adalah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang dipilih 7% responden.
Di bawahnya adalah Sandiaga Uno dengan 6,8% responden, Agus Harimurti Yudhoyono sebanyak 6,4%, Tri Rismaharini sebanyak 4,1% responden, Gatot Nurmantyo dan Khofifah yang sama-sama dipilih 1,8% orang, serta Eric Thohir dengan keterpilihan 1%.
Sedangkan dalam survei yang dilakukan LSI Denny JA Juni lalu menempatkan Prabowo di posisi pertama dengan elektabilitas 23,5%. Sedangkan Ganjar dan Anies saling menempel di bawahnya dengan angka 15,5% dan 13,8%.
Masih di bulan Juni, Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) juga menjaring opini masyarakat. Hasilnya, mantan Danjen Kopassus itu juga bertengger di angka 21,5%, diikuti Ganjar yang dipilih 12,6% responden dan Anies yakni 12%.
Sedangkan survei Y-Publica pada Mei 2021 menunjukkan elektabilitas Ganjar Pranowo untuk kandidat capres paling tinggi yakni 20,2%. Sementara elektabilitas Prabowo sebesar 16,7% dibayangi oleh Ridwan Kamil sebesar 15,9%.
Sejumlah sinyal manuver politik juga mulai ditunjukkan beberapa tokoh tersebut. Prabowo bersama Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pada 6 juni lalu meresmikan patung Soekarno menunggangi kuda di halaman Kementerian Pertahanan.
Selang beberapa hari, Mega menerima gelar Doktor dari Universitas Pertahanan, kampus yang dikelola Kemenhan. "Kemarin diplomasi patung Bung Karno, sekarang diplomasi guru besar," kata Pengamat Politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio 9 Juni lalu.
Sedangkan hubungan Ganjar dengan PDIP cenderung memburuk usai ia tak diundang dalam pengarahan kader pada akhir Mei. Ganjar dianggap kelewat berambisi jadi capres berdasarkan intensitasnya tampil di media sosial dan media massa.
“Ini bukan teguran karena merasa lebih tinggi dari kita. Ia (Ganjar) merasa yang bisa menegur hanya Ibu (Megawati),” kata Ketua DPP PDIP Bidang Pemenangan Pemilu Bambang Wuryanto, Minggu (23/5).