Menkes Ramal Covid-19 Masih Bisa Bertahan 10 Tahun ke Depan

ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/aww.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Yuliawati
16/8/2021, 22.13 WIB

Pandemi Covid-19 telah berlangsung selama 18 bulan terakhir dan diperkirakan akan berlanjut dalam waktu panjang. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pun memperkirakan Covid-19 bisa hidup hingga 10 tahun mendatang atau lebih.

Pandemi diperkirakan tidak akan hilang dengan cepat. Kemungkinan, Covid-19 akan turun statusnya dari pandemi menjadi epidemi terlebih dahulu atau menyebar dengan cepat hanya di negara tertentu.

"Kita mesti hidup dengan mereka selama, bisa lima tahun, 10 tahun, bisa juga lebih lama dari itu," kata Budi dalam konferensi pers, Senin (16/8).

Untuk itu, pemerintah tidak fokus pada menghilangkan Covid-19. Namun, berupaya untuk mengendalikan pandemi dengan memastikan laju penularan selalu di bawah kapasitas dari layanan kesehatan.

Kementerian kesehatan merancang tiga strategi kesehatan untuk menangani pandemi. Strategi pertama ialah perubahan perilaku dengan menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan. "Memakai masker bisa kurangi penularan sampai 95% lebih," ujar dia.

Strategi kedua ialah melakukan deteksi virus, baik pengetesan, lacak, dan isolasi. Pengetesan perlu dilakukan dalam jumlah besar untuk mengetahui kasus Covid-19 yang berada di masyarakat.



Selanjutnya, konfirmasi positif tersebut akan segera menjalankan isolasi guna menekan laju penularan. Setelah itu, pelacakan kasus akan dilakukan untuk mengetahui kontak erat dengan pasien Covid-19.

Pelacakan akan dilakukan minimal 15 orang setiap kasus konfirmasi. "Sehingga kita bisa isolasi mereka (kontak erat) dan kurangi laju penularan," katanya.

Strategi ketiga dengan meningkatkan vaksinasi. Mantan Direktur Utama Bank Mandiri itu mengatakan, Indonesia telah mendapatkan komitmen impor vaksin untuk 208 juta rakyat.

Vaksin itu akan datang secara bertahap mulai periode Januari-Juli sebanyak 90 juta dosis vaksin. Kemudian, vaksin sejumlah 70 juta dosis dan 80 juta dosis akan tiba masing-masing pada Agustus dan September.

"Sehingga kita tahu vaksinasi jauh lebih tinggi, lebih berat di bulan-bulan ini dibanding tujuh bulan pertama," ujar Budi.

Tiga strategi kesehatan ini akan terus berjalan sampai pandemi Covid-19 berubah menjadi epidemi. Untuk itu, ia meminta masyarakat untuk tidak mengendorkan upaya strategi kesehatan.

"Tetap dibutuhkan walau sudah menurun kasusnya, bahkan menjadi bagian kehidupan kita sehari-hari ke depannya, jadi new normal kita," katanya.

Reporter: Rizky Alika