Pekerja Indonesia Siap Bekerja Jarak Jauh Dalam Waktu Lama: Survei

Katadata
Penulis: Dicky Christanto W.D - Tim Publikasi Katadata
8/9/2021, 13.03 WIB

Jakarta - Satu tahun berada dibawah kungkungan pandemi Covid-19 tidak selalu berarti cerita duka. Pandemi justru mempercepat berbagai inovasi dan transformasi terjadi pada berbagai bidang. Penyesuaian cara bekerja menjadi salah satunya. Pengusaha dan pekerja sibuk bereksperimen untuk menyiasati keadaan dan peraturan berbeda yang senantiasa diterbitkan pemerintah selama pandemi supaya tetap dapat memberi performa kerja maksimal.

Keterbatasan ruang gerak sosial juga memaksa para pekerja untuk siap dan bisa bekerja dari manapun. Sebuah survei yang dilakukan oleh Dell Technologies melalui lembaga survei global Kantar yang dirilis pada awal tahun ini menggambarkan kesiapan para pekerja di Indonesia untuk bekerja jarak jauh dalam waktu yang lama.  

Survei dilakukan tahun lalu dengan mewawancarai lebih dari 7.000 pekerja dari berbagai negara di kawasan Asia Pasifik dan Jepang, yang 1.030 diantaranya merupakan pekerja dari Indonesia.

Hasil survei ini menemukan bahwa setidaknya 8 dari 10 orang pekerja Indonesia menyatakan mereka telah siap untuk bekerja jarak jauh dalam waktu yang lama. Apalagi, 75 persen dari para pekerja yang disurvei juga menyatakan bahwa mereka telah terbiasa dengan kerja jarak jauh sebelumnya. Berdasarkan hasil temuan survei, paling tidak para pekerja ini terbiasa bekerja jarak jauh empat hari dalam sebulan, jauh sebelum pandemi.

Akan tetapi, para pekerja juga menyimpan kekhawatiran, khususnya perihal makin terkikisnya batas tegas antara kehidupan profesional dan personal mereka. 33 persen pekerja menyatakan bahwa kehidupan personal mampu menjadi penyeimbang bagi mereka dalam bekerja.

Selain itu, kurangnya interaksi dengan teman dan rekan sejawat di kantor, juga menjadi kekhawatiran 26 persen responden. Pola interaksi yang minim dianggap mampu memicu perasaan ketidak nyamanan dan keamanan dalam bekerja.

Para pekerja juga berharap perusahaan tempat mereka bekerja saat ini dapat menyediakan fasilitas lebih untuk mendukung pekerjaan mereka. Dari temuan survei, 55 persen karyawan merasa perusahaan mereka sepenuhnya mendukung format bekerja jarak jauh, sementara 37 persen responden merasa perusahaan mereka hanya mendukung hingga batasan tertentu. 

Salah satu bentuk dukungan yang diharapkan adalah agar perusahaan bisa menyediakan alat kerja/produktivitas yang mumpuni, sebagaimana disuarakan oleh 42 persen responden. Harapan ini tampaknya telah cukup terwujudkan karena  berdasarkan temuan survei, 54 persen responden menyatakan bahwa perusahaan mereka telah melakukan yang mereka bisa untuk menyediakan aset teknologi yang dibutuhkan.

Stabilitas koneksi jaringan remote, termasuk internet, menjadi kekhawatiran selanjutnya dari para pekerja, sebagaimana disuarakan oleh 43 persen responden yang mengharapkan koneksi jaringan remote, termasuk internet, yang lebih stabil agar mereka dapat bekerja dengan baik. Karyawan juga berharap bisa tetap mengakses sumber daya internal kantor, sebagaimana disuarakan oleh 32 persen responden.

Ketiga hal ini, kebutuhan terhadap alat kerja yang berkualitas, stabilitas jaringan untuk kerja jarak jauh, termasuk memastikan kualitas hubungan internet yang stabil, dan akses kepada sumber daya internal perusahaan, merupakan tiga tantangan teratas yang dirasakan oleh para pekerja yang terlibat survei ini. 

Survei juga menemukan bahwa hanya 45 persen dari responden yang menyatakan bahwa perusahaan mereka telah menyediakan semua kebutuhan SDM yang mereka perlukan. Sementara 46 persen lainnya mengakui bahwa perusahaannya hanya menyediakan beberapa kebutuhan SDM tertentu saja. 

Keluhan utama yang dirasakan oleh kaum pekerja adalah kurangnya kesempatan belajar dan pengembangan diri yang diberikan, sebagaimana disuarakan oleh 48 persen responden. Disusul oleh 43 persen kaum pekerja yang kurang mendapatkan informasi mengenai berbagai perubahan peraturan dan kebijakan perusahaan. 40 persen responden berharap perusahaannya menggunakan aplikasi guna mengakses berbagai keperluan administrasi kantor seperti absensi, mengecek indikator performa kerja dan mengurus cuti.