Penularan Turun, Kasus Konfirmasi Covid RI Masuk Indikator Level 1 WHO

Muhammad Zaenuddin|Katadata
Petugas medis mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap merawat pasien Covid-19 yang menunggu di pelataran untuk mendapatkan tempat tidur perawatan di IGD RSUD Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu, (23/6/2021). Sejak awal bulan Juni 2021 atau setelah libur lebaran hingga saat ini lonjakan pasien positif Covid-19 terus terjadi sehingga rumah sakit kewalahan dan kehabisan tempat perawatan.
13/9/2021, 13.57 WIB

Penularan Covid-19 terus melandai dalam beberapa waktu terakhir. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kasus konfirmasi virus corona di Indonesia sudah memasuki indikator level 1 versi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Indikator level 1 ialah memiliki kurang dari 20 kasus konfirmasi per 100 penduduk per minggu. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan pada 9 September, kasus konfirmasi Indonesia mencapai 14,73 per 100 ribu penduduk per minggu.

"Kasus konfirmasi sudah masuk level 1, level yang paling baik," kata Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX secara virtual, Senin (13/9).

Secara rinci, kasus konfirmasi di Banten, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Riau, Lampung, hingga Jambi telah masuk indikator level 1. Sementara, DKI Jakarta, Yogyakarta, Bali, Kalimantan Tengah, hingga Kalimantan Selatan masih pada level 2. Sementara, Bangka Belitung, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara memiliki kasus konfirmasi pada level 3.

Selain kasus konfirmasi, angka rawat inap pasien corona juga mengalami perbaikan, yaitu memasuki indikator tingkat 2. Pada 9 September, rawat inap mencapai 7,35 kasus per 100 ribu penduduk per minggu.

Angka rawat inap yang masih meningkat terjadi di Kepulauan Riau. Selebihnya, rawat inap di rumah sakit yang sudah memasuki indikator level 1 ialah Sulawesi Barat, Maluku Utara, Bengkulu, Jawa Barat, Banten, Sulawesi Tenggara, Jawa Tengah, Sumatera Selatan, dan Papua Barat.

Sementara, angka kematian nasional juga menurun ke indikator level 2, yaitu 1,19 kasus per 100 ribu penduduk per minggu pada 9 September. Adapun kasus meninggal yang masih tinggi terjadi di Aceh. "Mudah-mudahan angka kematian nasional bisa turun terus ke level 1," ujar Budi.

Sedangkan, indikator kapasitas respons juga sudah menurun cukup drastis. Positivity rate sudah menurun jadi 4,23% per minggu pada 9 September, di bawah standar WHO sebesar 5%.

Kemudian, kinerja penelusuran kontak (tracing) juga sudah membaik yaitu 8,68 rasio kontak erat per kasus konfirmasi dan mendekati standar WHO di atas 15 kontak erat per kasus konfirmasi. Selanjutnya, tingkat keterisian tempat tidur (Bed Occupancy Ratio) nasional sudah melandai, yaitu 17,14% pada 9 September.

Budi mengatakan pihaknya tetap mempertahankan strategi penanganan pandemi dari WHO. Langkah tersebut adalah perubahan perilaku; strategi deteksi melalui testing, tracing, treatment; dan vaksinasi.

Tak hanya itu, pemerintah juga memperkuat penanganan di tingkat hulu, "Terutama memastikan protokol kesehatan dan perubahan perilaku kita perkuat," katanya.

Reporter: Rizky Alika