Kemenkes: Vaksinasi Booster Tak Turunkan Risiko Penularan Covid-19

ANTARA FOTO/Fauzan/foc.
Petugas kargo membawa vaksin COVID-19 jenis Moderna setibanya di Terminal Cargo Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (11/7/2021).
Penulis: Rizky Alika
Editor: Lavinda
15/9/2021, 22.52 WIB

Sejumlah pihak melancong ke negara lain untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19 dosis ketiga. Menanggapi hal itu, Kementerian Kesehatan menilai penyuntikan dosis ketiga tidak akan menurunkan risiko penularan jika masih banyak orang di sekitarnya yang menjadi pembawa virus.

Juru Bicara Vaksin Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan pandemi tidak akan berakhir apabila 70% masyarakat Indonesia atau 208 juta orang belum mendapatkan vaksinasi.

"Kita sendiri kuat dapat vaksin 5 kali. Namun itu tidak akan menurunkan risiko tak tertular kalau banyak orang di sekitar kita menjadi pembawa virus," kata Nadia dalam Katadata Forum Virtual Series, Rabu (15/9).

Ia tidak mempermasalahkan orang yang melakukan perjalanan ke luar negeri demi mendapatkan vaksin booster. "Kalau ada WNI vaksinasi ke luar negeri, silakan saja. Jadi tidak bisa kami melarang," kata dia.

Saat ini, pemerintah mempersiapkan vaksinasi booster untuk masyarakat pada 2022. Vaksinasi penguat ini akan dilakukan apabila target vaksinasi kepada 70% masyarakat sudah tercapai.

Pemerintah pun telah merancang skema vaksinasi dosis ketiga pada rancangan anggaran tahun depan. "Namun kebijakan ini masih sangat dinamis," ujarnya.

Sementara itu, dokter sekaligus influencer kesehatan Tirta Mandira Hudhi juga mempersilakan masyarakat yang pergi ke negara lain untuk mendapatkan vaksin booster. Namun, ia memastikan kebijakan vaksinasi dosis ketiga belum berlaku di Tanah Air.

"Kebijakan booster untuk tenaga kesehatan dan viral load tinggi, kalau (masyarakat) awam belum," kata Tirta.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika