Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan berharap kuliner Indonesia bisa makin mendunia melalui program Spice Up the World.
Tidak hanya ekspor bumbu rempah-rempah, kuliner Indonesia diharapkan lebih populer dengan hadirnya ribuan restoran lokal yang menawarkan makanan Indonesia di berbagai penjuru dunia.
“Kami optimistis untuk menargetkan ekspor bumbu rempah mencapai US$ 2 miliar (Rp 28,6 triliun) dan empat ribu restoran Indonesia hadir di mancanegara pada tahun 2024," kata Luhut dalam acara Pembukaan Puncak Karya Kreatif Indonesia 2021 secara virtual, Kamis (23/9) lalu.
Program Spice Up the World rencananya akan diluncurkan Presiden Joko Widodo pada Dubai Expo 2021 bulan depan.
Salah satu pangsa ekspor bumbu rempah-rempah Indonesia adalah Thailand, India, dan Amerika Serikat.
Kementerian Luar Negeri menyebut ekspor rempah-rempah Indonesia ke Amerika Serikat di tahun 2020 mencapai US$ 175 juta atau sekitar Rp 2,5 triliun.
Pada periode Januari-Juni 2021, nilai ekspor rempah-rempah Indonesia ke Amerika Serikat mengalami kenaikan 1,22% yaitu sebesar US$ 83,25 juta atau Rp 1,19 triliun.
Data Negeri Rempah Foundation menyebutkan, dari sekitar 400-500 jenis rempah di dunia, 275 di antaranya ada di Asia Tenggara dan Indonesia menjadi negara yang memiliki jenis rempah terbesar sehingga dijuluki Mother of Spices.
Dalam kesempatan yang sama. Luhut juga meminta kepala daerah sekaligus para pelaku ekonomi kreatif (ekraf) untuk menyiapkan produk premium di daerahnya. Keberadaan produk premium bisa membantu pelaku ekraf untuk semakin berkembang di pasar global.
“Mari dukung masyarakat kita untuk mampu menghadirkan layanan sekaligus produk premium di daerahnya masing-masing,” kata Luhut.
Sebagai informasi, pada pertengahan Juli lalu, Presiden Joko Widodo juga meminta produk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk lebih banyak menjual produk premium. Pasalnya, walaupun pasarnya kecil tapi nilai tambah dan peluangnya sangat besar.
Produk premium seperti kerajinan tangan, mutiara, ataupun kopi premium memiliki pangsa tersendiri yang menjanjikan.
Sebagai upaya terus menumbuhkan industri produk premium, pemerintah akan terus menggalakkan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI).
Gerakan tersebut salah satunya adalah mempromosikan produk lokal Indonesia, serta membangun semangat mencintai dan menggunakan produk dalam negeri, khususnya produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
“Kiranya gotong royong kita harus semakin kuat, baik antara pemerintah pusat, daerah, asosiasi, industri dan media untuk sama-sama mendorong pelaku usaha parekraf berkiprah di pasar global,” kata Luhut.
Di samping itu, pemerintah terus menggelontorkan insentif untuk memperkuat industri pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia.
Baca Juga
Stimulus yang diberikan antara lain, meningatkan fasilitas kesehatan di lima destinasi pariwisata super prioritas (DPSP), voucher diskon Gernas BBI bagi pelaku usaha parekraf di bidang kuliner, fesyen dan kriya, serta stimulus bagi para pelaku kreatif perfilman.
“Mari kita lakukan ini semua dengan ikhlas, dengan satu padu dan bekerja sama secara terintegrasi, holistik, dan berbuatlah sesuatu yang bermanfaat buat negeri yang kita cintai ini,” ujar Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan tersebut.
Sebelumnya, Luhut juga meminta agar produk UMKM juga dipromosikan melalui aplikasi PeduliLindungi. Hal ini dilakukan agar produk UMKM Indonesia semakin dikenal masyarakat dan terdongrak penjualannya.
Aplikasi PeduliLindungi saat ini digunakan dalam berbagai aktivitas masyarakat, seperti saat akan memasuki pusat belanja, bepergian melalui berbagai moda transportasi, dan lainnya. Aplikasi itu juga telah diunduh lebih dari 10 juta orang.
"Ini terbukti mampu mendorong penciptaan produk premium dengan melalui pembayaran QRIS, nanti kita coba masukin ke PeduliLindungi. Kita tunjukkan ke dunia bahwa Indonesia sudah berubah, Indonesia yang sekarang lebih tangguh,” kata Luhut dalam acara Pembukaan Puncak Karya Kreatif Indonesia 2021 secara virtual, Kamis (23/9) lalu.