Polemik TWK: Akhir Kisah si Raja OTT

Katadata
Pelepasan pegawai KPK. Dok. Antara
4/10/2021, 13.15 WIB

Latar belakang ini rupanya sempat menyulitkan dirinya saat polemik TWK bergulir. Lima hari sebelum tes dilangsungkan, beberapa orang tak dikenal mendatangi kediamannya. Mereka menggali informasi dari para tetangganya mengenai aktivitas Harun. Seingatnya, kejadian itu belum pernah terjadi sebelumnya. Hingga akhirnya saat wawancara TWK berlangsung, Harun dicecar soal pendanaan yayasan miliknya. Ia dicurigai menerima ‘dana Arab’ untuk membiayai lembaganya itu. Harun menampiknya. Ia mengaku mengeluarkan uang pribadi untuk menjalankan yayasan.

“Itu cuma akal-akalan para pimpinan untuk menyingkirkan kami,” ujarnya.

Belakangan, Harun dan puluhan orang koleganya dinyatakan tidak lulus TWK. Ia curiga, dirinya tersandung tudingan radikalisme. Meskipun sampai sekarang ia tidak pernah tahu poin-poin apa saja yang membuatnya tidak lolos TWK.

Terus Melawan

Selepas tak lagi jadi penyidik KPK, Harun mengaku saat ini fokus mengelola yayasan miliknya. Ia juga mengajar di sejumlah kampus negeri dan swasta. Kendati demikian, Harun mengaku akan mempertimbangkan tawaran Polri untuk merekrut 57 pegawai KPK yang dipecat. “Ini menarik. Tetapi kalau teknisnya ribet dan jelimet, mending enggak usah,” tegasnya.

Seperti diketahui, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berencana merekrut eks pegawai KPK menjadi aparatur sipil negara (ASN) di bawah lembaganya. Presiden disebut sudah menyetujui usulan ini. Kini, Polri sedang menggodok mekanisme perekrutan para mantan pegawai KPK tersebut.

Terlepas dari tawaran itu, Harun berjanji akan terus melawan. Tawaran Kapolri mengindikasikan ia dan kawan-kawan sebenarnya lulus, tetapi memang ingin dibuang oleh pimpinan KPK. Harun menyebut ada tekanan dari luar kepada pimpinan KPK untuk menyingkirkan para pegawai yang punya integritas. Sayang, ia enggan mengelaborasi lebih lanjut soal tekanan ini.

“Itu tugas wartawan untuk cari tahu siapa yang menekan,” ujarnya.

Harun memang tak segan melawan. Ia menyebut para pimpinan KPK pengecut. Kritik keras itu bahkan pernah ia lontarkan langsung ke Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron. “ Dalam hati mereka [pimpinan KPK] pasti merasa berdosa,” ujar Harun.

Karir Harun di KPK berakhir dengan tragis setelah digulingkan dengan paksa. Pun di saat-saat terakhirnya, Harun masih terlibat dalam penyidikan KPK. Ia membantu pengungkapan kasus jual beli jabatan kepala desa di Kabupaten Probolinggo. “Saya mengarahkan teman-teman di lapangan saat OTT,” ujarnya.

Harun meninggalkan KPK dengan catatan mentereng. Ia menegaskan ini bukan akhir dari segalanya. Ia dan koleganya akan melawan hingga mereka bisa kembali ke KPK. “Pada saatnya nanti, kami akan memberantas gerombolan yang melemahkan KPK,” tegasnya.

Halaman: