Bahaya Covid-19 tidak hanya bagi mereka yang sedang terinfeksi, juga terhadap penyintas. Masalah kesehatan bagi yang baru sembuh dari Covid-19 beragam bentuknya. Mulai dari gejala ringan seperti pusing hingga yang berhubungan dengan penyakit jantung.
Mengutip dari situs Covid19.go.id, ahli jantung Wendy Post, M.D. menjelaskan, virus SARS-CoV-2 dapat merusak otot jantung dan mempengaruhi fungsi jantung. Hal ini dikarenakan sel-sel di jantung memiliki reseptor angiotensin converting enzyme-2 (ACE-2), tempat virus corona menempel sebelum memasuki sel.
Kerusakan jantung juga bisa disebabkan oleh tingginya tingkat peradangan dalam tubuh. Saat sistem kekebalan tubuh melawan virus, proses peradangan dapat merusak beberapa jaringan sehat, termasuk jantung.
Post menambahkan, infeksi virus corona bisa memengaruhi permukaan bagian dalam vena dan arteri yang dapat menyebabkan peradangan pembuluh darah, kerusakan pada pembuluh darah yang sangat kecil, dan pembekuan darah.
“Semuanya dapat mengganggu aliran darah ke jantung atau bagian tubuh lainnya. Covid-19 yang parah adalah penyakit yang mempengaruhi sel endotel, yang membentuk lapisan pembuluh darah," katanya.
Studi dari Sistem Perawatan Kesehatan St. Louis Urusan Veteran menyebutkan, pasien yang tidak dirawat di rumah sakit akibat Covid 19 memiliki 39 persen peningkatan risiko gagal jantung dibanding dengan mereka yang tidak pernah terinfeksi Covid 19.
Ziyad Al-Aly, Direktur Pusat Epidemiologi yang memimpin penelitian menegaskan, efek berkelanjutan dari Covid-19 ini kian besar. Oleh sebab itu, dia berharap sistem kesehatan memberi perhatian lebih terhadap dampak lanjutan dari Covid-19.
Peneliti menemukan, kemungkinan serangan jantung, stroke, atau kejadian kardiovaskular utama lainnya dalam 12 bulan pertama pemulihan Covid-19 meningkat dengan tingkat keparahan penyakit awal.
Sementara terkait dengan bentuk serangan jantung yang dikeluhkan penyitas Covid 19, Post menyebut, serangan jantung tipe dua lebih sering ditemukan. Serangan jantung ini umumnya disebabkan karena peningkatan stres di jantung, seperti detak jantung yang menjadi cepat, kadar oksigen darah yang rendah atau anemia akibat otot jantung tidak mendapat pasukan oksigen yang cukup.
Para penyintas Covid-19 juga banyak ditemukan mengalami masalah postural orthostatic tachycardia syndrome, masalah neurologis yang memengaruhi bagian sistem saraf pengatur detak jantung dan aliran darah. “Sindrom ini dapat menyebabkan detak jantung yang cepat ketika Anda berdiri, yang dapat menyebabkan kabut otak, kelelahan, palpitasi, pusing, dan gejala lainnya,” kata Post.
Beberapa kondisi bisa menjadi ‘alarm’ terkait permasalahan jantung setelah sembuh dari Covid-19 yakni saturasi oksigen di bawah 92 persen; bibir atau wajah kebiruan; serangan tiba-tiba; keadaan memburuk saat berbaring dan/atau pengerahan tenaga; kelelahan atau pembengkakan pergelangan kaki; dan sakit dada.
Satgas Covid-19 mengingatkan, jika penyintas merasakan gejala-gejala di atas ada baiknya segera menghubungi dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan