Presiden Joko Widodo menegaskan peran penting pemuda sebagai pemimpin di era digital.
Dalam pidato peringatan Hari Sumpah Pemuda, Kamis (28/10), Presiden mengajak Indonesia untuk bersatu dalam menghadapi perubahan dunia. Sebab, zaman telah berubah dari analog menjadi digital.
Para pemuda pun lahir, tumbuh, dan dewasa pada era digital. "Kita generasi pendahulu adalah pendatang, migran digital," ujarnya.
Pada era digital tersebut, pemuda memiliki peran sentral. Pemuda juga menjadi kekuatan terbesar bonus demografi bagi bangsa Indonesia.
Kemudian, pemuda merupakan pemberani untuk ambil risiko dan merebut peluang. "Pemuda menjadi yang terdepan dalam menemukan cara baru yang inovatif," kata dia.
Adapun, menjamurnya start up yang sukses pada kancah global menjadi bukti kekuatan pemuda. Kepala Negara pun menilai, sudah waktunya kaum muda untuk menjadi pemimpin dalam memenangkan kompetisi.
Meski begitu, Mantan Wali Kota Solo itu mengingatkan pemimpin harus menguasai teknologi, bukan dikuasai teknologi. Kemudian, kaum muda juga harus berani ambil inisiatif, humanis, mau belajar kepada siapa saja terkait apapun.
"Yang lebih penting pemimpin yang siap berkontribusi untuk kemajuan Indonesia," ujar dao.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga mengakui tidak semua pemuda mempunyai kesempatan untuk menikmati pendidikan tinggi. Selain itu, tidak semua anak muda memahami dunia yang penuh disrupsi dengan berbagai perkembangan iptek.
Untuk itu, harus ada pemuda yang meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kepada pemuda lain. Pemuda juga harus meningkatkan kesejahteraan pemuda lain yang miskin.
Hal tersebut dinilai sebagai esensi kepeimpinan. "Kepemimpinann adalah pengaruh, kepemimpinan adalah inspirasi," ujar dia.
Sebagai informasi, Indonesia sudah memasuki era bonus demografi sejak 2012 dan diprediksi berakhir pada 2037. Saat ini Indonesia sedang berpacu dengan waktu karena puncak keemasan bonus demografi Indonesia diperkirakan berlangsung antara 2020-2024.
Saat itu, 100 penduduk produktif berumur 15-64 tahun hanya akan menanggung hidup 45,4 penduduk tidak produktif, yaitu anak-anak (65 tahun).