Vanessa Angel Kecelakaan di Tol, Mengapa Tol Kerap Makan Korban Jiwa?

Antara
Mobil yang ditumpangi artis Vanessa Angel dan mengalami kecelakaan di Tol Nganjuk, Jawa Timur.
Penulis: Maesaroh
4/11/2021, 15.44 WIB

Investigator Senior Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Achmad Wildan mengungkapkan bahwa mayoritas kecelakaan jalan tol di tanah air disebabkan oleh faktor geometrik jalan. 

 Dari segi geometriknya ada dua macam jenis jalan tol di Indonesia. Pertama, jalan tol dengan alinyemen vertikal seperti jalan tol Cikampek–Purwakarta–Padalarang (Cipularang).

Jalan tol dengan alinyemen vertikal ini memiliki kontur jalan yang menurun. Kecelakaan di jalan tol seperti ini lebih banyak disebabkan oleh brake fading atau kondisi di mana kampas rem mengalami kelebihan panas (overheat).

"Di sini lebih banyak faktor human error, bukan masalah kendaraannya. Pengemudi harusnya menggunakan gigi rendah atau exhaust break tapi dia menggunakan gigi tinggi, akhirnya kampasnya panas dan terdorong," kata Wildan kepada Katadata, Selasa (19/10).

 Sementara untuk jalan tol dengan alinyemen vertikal atau lurus seperti jalan tol Cikopo-Palimanan (Cipali), dan jalan tol Pemalang-Semarang, banyak terjadi kecelakaan karena adanya perbedaan atau gap kecepatan antara kendaraan besar seperti truk kontainer dengan kendaraan kecil.

KNKT pernah mencatat, perbedaan kecepatan antara truk besar dengan kendaraan kecil seperti mini bus sangat tinggi, mencapai 100 kilometer per jam.

Padahal, standar aman untuk gap kecepatan di jalan tol adalah 30 kilometer per jam. Perbedaan ini yang banyak menyebabkan terjadinya kecelakaan tabrak depan belakang.

Kendaraan pribadi cenderung over speeding karena adanya ilusi mata pada desain penampang melintang di jalan tol.

 Selain itu, tiga elemen geometri jalan yaitu penampang melintang jalan, alinyemen vertical serta alinyemen horizontal semuanya berada dalam keadaan standar dan hal ini justru membuat lengah dan meningkatkan rasa kantuk pengemudi.

Desain bahu jalan yang membentuk slope, yang membuat pengemudi pada saat berbelok dapat membentuk superelevasi yang terbalik dan menyebabkan kendaraan keluar dari badan jalan (bodyroll).

Penyebab lain yang mengakibatkan seringnya terjadi kecelakaan di jalan tol adalah belum adanya regulasi yang jelas terkait larangan bagi truk kelebihan muatan (ODOL) masuk jalan tol.

Truk ODOL cenderung melanggar batas minimal kecepatan karena keterbatasan power weight ratio dan kemampuan rem.

Ditambah lagi, titik buta atau blind spot pada truk pengangkut barang sangat besar.

Artinya truk tidak bisa melihat kendaraan yang berada di belakangnya, sehingga ketika truk tersebut pindah lajur tiba-tiba, maka kendaraan di belakangnya akan terkejut dan menyebabkan tabrakan.


Halaman: