Vaksinasi, Kunci Transisi Pandemi Menuju Endemik

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/hp.
Petugas medis menyuntikan vaksin COVID-19 ke pada warga saat vaksinasi COVID-19 massal di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu (3/7/2021). Pemprov DKI Jakarta menggelar program Serbuan Vaksin Massal yang diperuntukan bagi warga minimal berusia 12 tahun guna mendukung program pemerintah pusat satu hari satu juta vaksinasi untuk menuju Indonesia sehat bebas COVID-19. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/hp.
Penulis: Doddy Rosadi - Tim Publikasi Katadata
12/11/2021, 18.50 WIB

Pemerintah tengah menyiapkan skenario agar masyarakat dapat hidup berdampingan dengan Covid-19 atau bisa disebut pandemi menuju endemik. Pemerintah melakukan proses transisi dari pandemi ke endemik, lantaran menilai Covid-19 tidak akan hilang dalam waktu dekat.

Epidemiolog dari Universitas Diponegoro (Undip), Budi Laksono mengatakan, pandemi dapat berubah jadi endemik jika penanganan kasus berhasil menekan jumlah penyebaran Covid-19. Salah satu upaya untuk menekan jumlah tersebut adalah melalui vaksinasi.

Ia menilai, sampai saat ini belum semua orang memahami pentingnya vaksin Covid-19, terutama orang tua yang tidak punya akses untuk datang ke tempat vaksinasi.

Budi menuturkan, pihaknya pernah melakukan salah satu kajian dan hasil menunjukkan bahwa anak-anak muda tidak semua peduli untuk mengajak orang tua ke layanan kesehatan ataupun vaksinasi.

"Karena itu, kita saat ini kita perlu mencoba melakukan yang namanya strategi visit vaksinasi ke rumah-rumah. Tentu saja banyak resistensinya, banyak ongkos, banyak waktu. Kita mendorong kepada pemerintah, khususnya puskesmas, karena puskesmas punya database," kata dia dalam Katadata Forum Virtual Series 'Persiapan Indonesia Dari Pandemi Menuju Endemik', Jumat (12/11).

Kemudian, langkah yang perlu dilakukan pemerintah adalah memperkuat dan menyiapkan tenaga medis terlatih. Khususnya dalam menemukan, melacak, dan mengambil spesimen serta pemutusan penularan virus.

Budi menilai, fasilitas kesehatan di Indonesia sudah sangat siap, mengingat Indonesia pernah menghadapi kasus positif Covid-19 cukup besar pada April-Mei lalu.

"Makanya ini dari pihak IDI memberikan rekomendasi, kita dokter-dokter tidak boleh lengah. Rumah sakit harus tetap waspada. Begitu ada peningkatan di masyarakat dan peringatan yang masuk rumah sakit, kita harus melihat grafiknya itu, kita harus bisa memprediksi risikonya," ungkap dia.

Ia pun menjelaskan, endemik sendiri merupakan suatu penyakit yang muncul dalam wilayah tertentu dan ada terus-menerus, namun tidak menimbulkan gejolak luar biasa.

Budi mencontohkan penyakit cacingan. Menurut dia, penyakit cacingan sudah menjadi endemik, karena masih ada di sekitar masyarakat Indonesia sampai saat ini. Namun demikian, meski banyak orang terkena penyakit tersebut, angka kasus ini tidak naik turun.

"Semakin kecil, bahkan beberapa rumah sakit sekarang yang dirawat karena Covid-19 sudah kecil sama dengan penyakit mencret dan yang lain-lainnya. Jadi sedikit agak positif dan bersyukur karena kasus kecil, tapi tetap waspada," tuturnya.