Pahlawan nasional adalah gelar yang disematkan kepada warga Indonesia yang memiliki jasa besar terhadap negara. Gelar pahlawan Indonesia merupakan bentuk apresiasi untuk memperingati perjuangan melawan penjajahan. Selain itu, gelar pahlawan nasional juga diperuntukkan bagi warga negara yang telah membangun dan memajukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Berbagai upaya telah dilakukan Pahlawan Nasional Indonesia untuk mengharumkan negara, sekaligus mendorong pembangunan di berbagai bidang. Misalnya, pahlawan Indonesia dalam bidang pendidikan yang cukup dikenal masyarakat saat ini adalah K. H. Ahmad Dahlan, R.A. Kartini, Dewi Sartika, Rohana Kudus, dan K.H. Hasyim Asy'ari.
Kelima pahlawan tersebut memperjuangkan dan membangun pendidikan Tanah Air. Hari Pendidikan Nasional pun selalu diperingati setiap tanggal 2 Mei. Di mana, tanggal tersebut juga menjadi hari kelahiran Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara.
Nama Pahlawan Indonesia Bidang Pendidikan
1. Rohana Kudus
Mengutip dari laman Kemdikbud.go.id, Rohana Kudus ditetapkan sebagai pahlawan nasional 2019. Wanita kelahiran 20 Desember 1884 di Agam, Sumatera Barat ini peduli pada pendidikan wanita.
Rohana Kudus mendirikan Sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS) di Koto Gadang pada 1911. Sekolah ini khusus untuk perempuan yang ingin belajar baca tulis, mengelola keuangan, pendidikan agama, budi pekerti dan bahasa Belanda.
Rohana Kudus sendiri adalah pers wanita yang peduli memperjuangkan pendidikan, seperti R.A. Kartini.
2. K.H. Hasyim Asy’ari
K.H. Hasyim Asy’ari dikenal sebagai bapak pendidikan Indonesia. Beliau adalah ulama dan pahlawan Indonesia yang lahir pada 14 Februari 1871. Beliau adalah salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia.
K.H. Hasyim Asy’ari juga peduli pada pendidikan umat muslim. Pesantren Tebu Ireng di Jombang, Jawa Timur termasuk sekolah yang didirikan oleh K.H. Hasyim Asy’ari.
3. Dewi Sartika
Dewi Sartika lahir pada 4 Desember 1884 di Cicalengka, Jawa Barat. Dewi Sartika mengenyam pendidikan di Sekolah Istri tahun 1904. Sekolah ini mengajarkan cara menjahit, merenda, menyulam, memasak, mengasuh bayi, dan pelajaran agama. Dewi Sartika adalah pahlawan nasional wanita yang memperjuangkan hak wanita, terutama di bidang pendidikan.
4. R.A. Kartini
Raden Ajeng Kartini lahir di Jepara pada 21 April 1879. Kartini dikenal sebagai tokoh emansipasi yang memperjuangkan hak-hak wanita pribumi untuk mendapatkan kesetaraan.
Kartini juga mendirikan Sekolah Wanita di Rembang. Sekolah ini diperuntukkan bagi wanita pribumi agar bisa merasakan pendidikan seperti kaum laki-laki.
5. K. H. Ahmad Dahlan
Ahmad Dahlan lahir pada 1 Agustus 1868, di Yogyakarta. Ahmad Dahlan adalah pahlawan nasional dan pendiri organisasi Muhammadiyah. Bersama Muhammad Darwis, Ahmad Dahlan mendirikan pendidikan Islam yang diarahkan untuk berbudi pekerti luhur, pendidikan agama dan berjuang pada kemajuan masyarakat. Organisasi Muhammadiyah sendiri menciptakan pembaharuan agama Islam di bidang pendidikan.
Pahlawan Nasional Indonesia
Pahlawan merupakan tokoh yang berjuang dan memiliki pengaruh besar pada masyarakat. Mengutip dari buku Ensiklopedia Pahlawan Nasional, karya Julinar Said dan Triana Wulandari dijelaskan berbagai perjuangan dan pergerakan Nasional.
Beberapa pahlawan kemerdekaan Indonesia yang cukup dikenal seperti Dr. Sutomo, Dr. Wahidin Sudirohusodo dan R.A. Kartini. Ada juga nama pahlawan Indonesia yang dikenal sebagai pembela kebenaran yang berjuang mempertahankan negara seperti Jenderal Sudirman dan I Gusti Ngurah Rai.
Sedangkan Pahlawan Revolusi adalah tokoh-tokoh yang menjadi korban peristiwa Gerakan 30 September alias G30S pada 1965. Nama pahlawan revolusi tersebut, antara lain Jenderal Ahmad Yani, Jenderal D.I. Panjaitan, Brigjen Katamso dan masih banyak lagi.
Berikut nama-nama pahlawan Nasional yang berjuang untuk kemerdekaan RI:
6. Sultan Agung (1591-1645)
Sultan Agung adalah pahlawan nasional yang berkuasa di kerajaan Mataram. Sultan Agung merupakan pahlawan Indonesia yang menyerang Belanda saat menguasai beberapa daerah.
Sultan Agung melakukan serangan dua kali, pertama tahun 1628 dan mengalami kegagalan, dilanjutkan dengan serangan kedua pada 22 Agustus 1629. Serangan ini menyasar benteng-benteng Belanda.
7. Sultan Hasanuddin (1631-1670)
Sultan Hasanuddin memerintah kerajaan Gowa. Ketika itu, Belanda menguasai perdagangan rempah-rempah di wilayah Gowa. Kerajaan yang dipimpin Sultan Hasanuddin berada di wilayah Timur Indonesia yang menguasai perdagangan.
Tahun 1666, Cornelis Speelman dari Belanda berhasil menundukkan kerajaan kecil, namun tidak berhasil menundukkan kerajaan Gowa.
8. Nyi Ageng Serang (1752-1828)
Nyi Ageng Sedang ikut berperang menghadapi Belanda. Dia sempat ditangkap dan dibawa ke Yogyakarta. Kemudian pada 1825-1830, Nyi Ageng Serang bergabung dalam pasukan Diponegoro untuk mempertahankan daerah Prambanan dari Belanda.
9. Kapitan Pattimura (1783-1817)
Kapitan Pattimura atau Thomas Matulessy melakukan perlawanan di Belanda di Maluku. Perlawanan tersebut terjadi pada 14 Mei 1817. Penyerangan ini membuat Gubernur Belanda Mayor Beetjes, memerintahkan pasukannya untuk merebut kembali benteng tersebut.
Pasukan Pattimura sempat berhasil merebut benteng Hoorn. Namun, Belanda kembali menyerang dan menangkap Pattimura.
10. Tuanku Imam Bonjol (1772-1864)
Peto Syarif atau Tuanku Imam Bonjol melakukan perlawanan terhadap Belanda. Saat itu, Belanda yang memihak kaum adat, sedangkan kaum paderi (kaum agama) berada di bawah kepemimpinan Imam Bonjol.
Pada 1824, Belanda ingin berdamai dengan kaum paderi sampai melakukan perjanjian. Tetapi perjanjian tersebut dilanggar oleh Belanda. Selanjutnya, Belanda menyerang Sumatera Barat dan berhasil menguasai desa Bonjol pada 1832 sampai akhirnya daerah tersebut berhasil direbut kembali.
Imam Bonjol diserbu dan ditangkap Belanda pada 16 Agustus 1837. Pahlawan Indonesia ini diasingkan ke Cianjur lalu ke Ambon.
11. Pangeran Diponegoro (1785-1855)
Pangeran Diponegoro lahir pada 11 November 1785 di Yogyakarta. Pangeran Diponegoro adalah putera Sultan Hamengkubuwono II yang tidak setuju dengan campur tangan Belanda.
Pangeran Diponegoro melakukan perlawanan terhadap Belanda sampai akhirnya Belanda menyerang di kediamannya pada 20 Juli 1825. Namun, pangeran Diponegoro ditangkap oleh Belanda dan dibuang ke Manado.
12. Martha Kristina Tiahahu
Martha Kristina Tiahahu adalah gadis kelahiran Nusa Laut Kepulauan Maluku. Dia adalah putri sulung Kapitan Paulus Tiahahu. Dia meneruskan perjuangan ayahnya untuk mengumpulkan pasukan dan menyusun kekuatan demi mengalahkan Belanda.
Tetapi, pahlawan Indonesia ini berhasil ditangkap oleh Belanda bersama 39 orang lain. Mereka diangkut ke pulau Jawa dan dipaksa bekerja di perkebunan kopi.
13. Sri Susuhunan Pakubuwono VI (1807-1848)
Raden Mas Sapardan atau Pakubuwono VI, lahir di Surakarta pada 26 April 1807. Pakubuwono VI menjadi raja di tahun 1823, ketika itu pemerintah Belanda terlalu banyak ikut campur soal kerajaan.
Kemudian tahun 1825-1830 Pangeran Diponegoro mengadakan pemberontakan melawan Belanda. Pakubuwono VI kemudian mengadakan pertemuan dan mengirim bantuan pasukan pada Diponegoro.
Belanda menganggap kedua bangsawan ini berbahaya dan harus dipecah belah. Pakubuwono Vi ditangkap Belanda karena meninggalkan istana selama beberapa hari.
14. Pangeran Antasari (1809-1862)
Pangeran Antasari adalah keluarga kesultanan Banjarmasin. Dia melakukan perlawanan terhadap pasukan Belanda dan mengusirnya dari kesultanan Banjar. Pada 18 April 1859, terjadi perang Banjar yang dipimpin Pangeran Antasari.
Perang ini berlangsung selama 14 tahun. Daerah pertempuran melawan Belanda termasuk Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Tahun 1862, Pangeran Antasari berencana melakukan serangan besar-besaran. Namun, ada wabah cacar yang menular di Kalimantan Selatan sampai Pangeran Antasari ikut terserang. Alhasil rencana perang gagal.
15. Sultan Thaha Syaifuddin (1816-1904)
Sultan Thaha Syaifuddin lahir di Keraton Tanah Pilih, Kampung Gedang, Jambi. Pahlawan Indonesia ini melakukan pertempuran di Sungai Aro. Sultan Thaha bersama panglimanya juga sempat bersembunyi dari kejaran Belanda.
16. Teungku Cik di Tiro (1836-1891)
Pahlawan Indonesia satu ini dikenal juga sebagai Muhammad Saman, pahlawan dari Aceh. Teungku Cik di Tiro ikut dalam perang Sabil yaitu perang yang menduduki wilayah-wilayah yang dikuasai Belanda. Berkat perjuangannya, wilayah-wilayah yang dikuasai Belanda kemudian berhasil direbut ke tangan Cik di Tiro.
17. Abdul Muis (1883-1959)
Abdul Muis merupakan pahlawan Indonesia yang berprofesi sebagai sastrawan, politikus dan wartawan Indonesia. Dia pernah menjadi pengurus organisasi Sarekat Islam. Abdul Muis juga menulis karangan yang menangkis penghinaan terhadap bangsanya di harian De Express tahun 1916.
18. R.M. Soerjopranoto (1871-1959)
R.M. Suryopranoto merupakan pejuang dan pembela rakyat prbumi melawan penjajah. Pahlawan Indonesia satu ini dikenal sebagai pemimpin pemogokan buruh dan menentang kebijakan pemerintah Belanda.
Raden Mas Soerjopranoto mendirikan organisasi Personeel Fabriek Bond (PFB). Organisasi itu terdiri dari kalangan buruh, kumpulan petani dan koperasi.
19. Sisingamaraja XII (1849-1907)
Sisingamaraja XII melakukan pahlawan Indonesia yang melakukan perlawanan terhadap kekuasaan Belanda, di Tapanuli, Sumatera Utara. Tahun 1877, bersama rakyatnya dia berperang melawan Belanda. Perlawanan dimulai dari Bahal Batu, Humbang, sampai Singkil Aceh.