Kemenkes Ajukan Bebas Pajak Reagen, Harga Tes PCR Bisa Turun?

ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/aww.
Warga menjalani tes usap polymerase chain reaction (PCR) COVID-19 di Rumah Sakit Baiturrahim, Jambi, Selasa (26/10/2021). ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/aww.\
16/11/2021, 17.59 WIB

Sebelumnya, Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir lalu memaparkan struktur harga reagen tes PCR yang digunakan di laboratorium mereka. Apalagi reagen menjadi komponen harga paling besar dalam tes PCR.

Honesti mengatakan harga baru reagen tes PCR yang tengah diajukan dalam e-katalog sebesar Rp 81 ribu tanpa Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Sementara, harga terbaru dengan PPN sebesar Rp 89.100 serta harga publish tanpa PPN Rp 90 ribu.

Bila dirinci, komponen biaya terbesar reagen ialah biaya produksi dan bahan baku. "Biaya produksi dan bahan baku sebesar 55%," kata Honesti dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (9/11).

Selain itu, biaya operasional memiliki porsi sebesar 16%, sementara, biaya distribusi yang meliputi keuntungan distributor sebesar 14%. Selanjutnya, biaya royalti memiliki porsi 5% dan margin atau keuntungan 10%.

Honesti mengatakan, struktur biaya reagen pada setiap laboratorium berbeda-beda. "Tergantung laboratorium masing-masing dan tergantung bisnis model yang dilakukan," ujar dia.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika