Keterbatasan Lab dan Reagen Jadi Alasan Jumlah Tes Covid-19 Turun
Satuan Tugas atau Satgas Penanganan Covid-19 mengakui jumlah tes dalam beberapa pekan terakhir terus turun. Hal itu terjadi karena keterbatasan fasilitas untuk tes virus corona.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito, mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan jumlah tes menjadi rendah. Salah satunya yaitu kapasitas laboratorium yang terbatas.
Selain itu, ada faktor jumlah titik tes yang tersebar luas, keterbatasan reagen, hingga Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang. Oleh karena itu, pemerintah melalui Satgas Penanganan Covid-19 bakal memperbanyak fasilitas agar jumlah tes bisa ditingkatkan.
"Hal itu menjadi bahan evaluasi bersama bagi pemerintah untuk tetap memasifkan upaya testing maupun tracing kembali baik dengan memperbanyak jumlah laboratorium maupun kualitas laboratorium," ujar Wiku kepada Katadata.co.id pada Senin (2/11).
Di sisi lain, Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Dedi Supratman mengatakan tren jumlah tes dalam beberapa hari terakhir memang sangat rendah. Hal itu menyebabkan jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 turun.
Dia pun menilai penurunan jumlah tes dipengaruhi jumlah laboratorium yang beroperasi berkurang. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, ada 164 laboratorium atau 40% dari 426 laboratorium yang tidak melaporkan jumlah tes.
"Ini ada apa, pemerintah melalui Satgas harus menelusuri ini, karena 40% itu tinggi sekali," kata Dedi.
Lebih lanjut, dia menyebut jika jumlah laboratorium yang beroperasi berkurang, pemerintah seharusnya memberikan insentif bagi pekerja laboratorium. Apalagi pemerintah seharusnya melaksanakan tes hingga 270 orang ribu per minggu sesuai standar WHO.
Itu berarti jumlah tes harus mencapai 40 ribu orang per hari. Namun, jumlah tes dalam beberapa hari terakhir di bawah 30 ribu orang.
Jumlah tersebut pun di bawah standar yang ditetapkan Presiden Joko Widodo. Oleh karena itu, Dedi mendorong Satgas meningkatkan jumlah tes.
Pasalnya, tes Covid-19 merupakan salah satu upaya untuk memutus mata rantai virus corona. Jika satu orang terkonfirmasi positif melalui tes, upaya tracing dan tracking dapat dilaksanakan. Sehingga tak terjadi penyebaran virus corona di masyarakat.
"Saya berharap Satgas bisa dorong kembali ke jumlah tes sesuai standar. Jika tidak tercapai, positivity rate turun, angka kesembuhan naik, namun ukuran-ukuran tes tidak tercapai," ujarnya.
Kementerian Kesehatan mencatat tambahan kasus Covid-19 pada Senin (2/11) sebanyak 2.618 orang. Jumlah tersebut merupakan penambahan kasus terendah sejak akhir Agustus 2020.
Meski begitu, jumlah spesimen dan orang yang dites terus turun. Kemenkes mencatat jumlah orang yang dites per 2 November 2020 bertambah 20.146 orang. Secara kumulatif, jumlahnya mencapai lebih dari 2,91 juta orang.
Sedangkan jumlah spesmien yang diperiksa bertambah 26.661 spesimen. Total spesimen yang dites mencapai lebih dari 4,56 juta spesimen.
Padahal, jumlah spesimen yang diperiksa per hari pada 1 Oktober 2020 bisa mencapai 43.592 spesimen. Sedangkan jumlah orang yang dites Covid-19 per hari saat itu mencapai 30.296 orang.
Adapun total kasus positif mencapai 415.402 orang. Sedangkan jumlah kasus aktif Covid-19 mencapai 55.792 orang.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan