Bagaimana Potensi Erupsi Susulan di Gunung Semeru?

ANTARA FOTO/Zabur Karuru/foc.
Gunung Semeru mengeluarkan lava pijar terlihat dari Desa Oro Oro Ombo, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (17/1/2021).
Penulis: Desy Setyowati
5/12/2021, 11.24 WIB

Erupsi Gunung Semeru pada Sabtu (4/12) mengakibatkan 13 orang meninggal dunia dan 41 lainnya luka-luka. Ahli mitigasi bencana mengungkapkan potensi erupsi susulan.

Ahli Mitigasi Bencana UPN Veteran Yogyakarta Eko Teguh Paripurno menyampaikan, potensi erupsi susulan Gunung Semeru tergantung pada dua hal. Pertama, volume abu vulkanik yang masih ada di bagian atas gunung.

“Kalau pun ada, tidak sebesar erupsi yang sekarang,” kata Eko dalam wawancara dengan KompasTV, Minggu (5/12).

Faktor kedua yakni hujan. Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menilai, curah hujan tinggi menyebabkan guguran awan panas.

Mantan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono pun menilai,  erupsi Gunung Semeru kemarin bukan berupa letusan. Menurutnya, ini karena volume gundukan kubah lava dan curah hujan.

 “Pasti, Badan Geologi akan melihat apakah masih ada (material yang menumpuk di sekitar kawah). Kalau sudah tidak ada tumpukan lagi, ya selesai,” kata Surono dalam wawancara dengan KompasTV.

Menurutnya, erupsi Gunung Semeru cukup besar kemarin. “Kalau sebesar ini, biasanya ya sudah selesai,” ujar dia.

Namun ia memperkirakan lahar hujan berkepanjangan seiring memasuki musim hujan. Oleh karena itu, menurutnya masyarakat dan pemerintah setempat harus memperhatikan curah hujan.

Halaman: