Lokapasar Tumpuan UMKM pada Masa Depan

Katadata
Penulis: Alfons Yoshio - Tim Publikasi Katadata
10/12/2021, 09.34 WIB

Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki peran strategis di dalam perekonomian Indonesia. Berdasarkan data Kemenkop dan UKM, dengan jumlah UMKM 64,19 juta mereka dapat menyerap 97 persen dari total tenaga kerja di Tanah Air.

Guna memacu kinerja UMKM ke depan, tranformasi digital dinilai pemerintah sebagai solusi, khususnya melalui kehadiran lokapasar atau e-commerce. Pemerintah mencatat, jumlah pelaku UMKM yang bergabung di lokapasar secara keseluruhan pada pertengahan 2021 sekitar 14,5 juta.

Angka tersebut sebetulnya belum optimal, belum sampai seperempat populasi pelaku UMKM. Hal ini disebabkan masih banyak tantangan yang dihadapi para pelaku UMKM untuk go digital.

Direktur Riset Katadata Insight Center (KIC) Mulya Amri mengatakan, tantangan yang dihadapi pelaku UMKM untuk masuk ekosistem digital, salah satunya adalah pengetahuan dan keterampilan memanfaatkan teknologi atau platform digital yang rendah.

"Mulai dari mengunduh aplikasi untuk berjualan, mengunggah foto, bahkan teknis memotret produk masih menjadi kendala. Para UMKM tersebut perlu dibimbing dan mendapat pendampingan agar bisa mengembangkan kapasitas digital mereka," kata Mulya dikutip dari Katadata.co.id.

Tak sedikit dari pelaku UMKM belum terbiasa menggunakan teknologi digital sehingga memerlukan proses adaptasi agar dapat selaras dengan tren perdagangan elektronik. Langkah adaptasi yang dibutuhkan, misalnya penggunaan ponsel pintar dan perangkat lain, mengunduh aplikasi media sosial untuk mempromosikan produk, hingga memanfaatkan berbagai fitur lokapasar untuk operasional usaha.

Tantangan terkait keterampilan pemanfaatan platform digital dapat tercermin dari tingkat literasi digital masyarakat Indonesia. Ditjen Aplikasi Informatika Kominfo menyebutkan, mengacu kepada indeks literasi digital dengan indikator angka 1 hingga 4, Indonesia mendapatkan hasil 3,17. Artinya, negeri ini masih punya pekerjaan rumah terkait literasi digital.

Kendala lain ialah menyangkut informasi kepada UMKM tentang pemanfaatan layanan dari perusahaan teknologi finansial yang minim. Padahal, pada umumnya transaksi di lokapasar menggunakan pembayaran nontunai.

Pada sisi lain, di tengah masa pandemi Covid-19, penggunaan teknologi digital menjadi semakin penting. Pemberlakuan pembatasan sosial serta penurunan permintaan mengharuskan UMKM memutar otak untuk menekan biaya dan mengatasi isu logistik.

Beragam kendala yang ada sepatutnya dihadapi bersama, tidak hanya mengandalkan pemerintah tetapi juga didukung swasta. Pasalnya, meskipun tidak luput dari tantangan tetapi perdagangan elektronik melalui lokapasar atau e-commerce diyakini dapat memperkuat kiprah UMKM ke depan, seiring digitalisasi.

Salah satu yang menaruh perhatian terhadap penguatan UMKM adalah PT HM Sampoerna Tbk. Pada akhir September 2021, Sampoerna menggelar program “Semangat dan Aksi Perempuan Andalan (SAPA) Untuk Indonesia” yang diikuti lebih dari 2.000 usaha mikro, kecil, dan menengah. SAPA menghadirkan beragam kelas pelatihan yang disusun untuk mendukung daya tahan pelaku usaha.

Tidak hanya keterampilan digital, SAPA juga berfokus pada peran perempuan dalam UMKM. Hal ini sejalan dengan fakta banyaknya UMKM yang digerakkan oleh perempuan. Kementerian Keuangan pun melansir data yang menunjukkan bahwa peranan perempuan dalam perekonomian semakin signifikan. Sebanyak 53,76 persen UMKM dimiliki perempuan, dengan 97 persen karyawannya adalah perempuan, dan kontribusi dalam perekonomian 61 persen.

Program tersebut merupakan bagian dari komitmen Sampoerna Untuk Indonesia (SUI). Melalui SAPA, Sampoerna berupaya fokus memacu adopsi dan pemanfaatan lokapasar bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah.

“Pengembangan UMKM merupakan salah satu fokus dari program Sampoerna untuk Indonesia. Harapan kami, SAPA dapat menjadi platform untuk memberikan UMKM keterampilan praktis agar mereka bisa tetap produktif dan memiliki daya saing di tengah pukulan pandemi Covid-19,” kata Ishak Danuningrat selaku Kepala Urusan Eksternal Sampoerna.

Keterlibatan swasta di dalam upaya peningkatkan kinerja UMKM semakin dibutuhkan, terutama dalam menghadapi dinamika pandemi Covid-19. Dengan kata lain, transformasi digital bagi pelaku UMKM merupakan urgensi bersama.

“Kerja sama yang terjalin dengan erat antar berbagai pihak, baik antara pemerintah dengan swasta maupun pihak swasta dengan UMKM menjadi pendorong kemajuan UMKM,” tutur Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk. Mindaugas Trumpaitis dalam salah satu sesi diskusi Indonesia Summit yang digagas The Economist, belum lama ini.

Sebagai catatan, Indonesia adalah negara dengan pengguna lokapasar tertinggi di dunia berdasarkan data per April 2021. Belum lagi prediksi bahwa pada 2025 adopsi telepon pintar di Tanah Air akan mencapai 90 persen. Besar nilai transaksi di pasar digital juga menunjukkan tren pertumbuhan setiap tahun. Pada 2020 angkanya mencapai Rp 266,3 triliun atau naik enam kali lipat dibandingkan dengan 2017 (Rp 42,2 triliun).