Tahapan kultur jaringan menjadi hal penting yang harus dipahami sebelum melakukan teknik perkembangbiakan vegetatif ini. Perlu diketahui bahwa, kultur jaringan adalah teknik menumbuhkan sel, jaringan atau organ di laboratorium pada media buatan yang mengandung nutrisi dan steril untuk mendapatkan tanaman utuh.
Cara perbanyakan ini juga disebut sebagai perbanyakan mikropropagasi atau perbanyakan mikro. Perbanyakan ini memberikan beberapa keuntungan seperti berikut;
- Bahan tanam awal sangat kecil namun menghasilkan anakan yang lebih jauh.
- Lebih efisien untuk tanaman yang memiliki nilai ekonomis tinggi.
- Memiliki sifat identik dengan induknya, jadi sangat cocok untuk mengembangkan tanaman yang bersifat unggul.
Tahapan Kultur Jaringan
Kegiatan perbanyakan menggunakan metode ini perlu dilakukan oleh tenaga ahli. Sebab tahapannya cukup rumit dibandingkan perbanyakan konvensional seperti cangkok, sambung, stek, atau okulasi. Mengutip dari buku “Kultur Jaringan Tanaman”, berikut beberapa tahapan kultur jaringan yang perlu dipahami.
1. Isolasi Bahan Tanam
Kegiatan kultur jaringan yang pertama yaitu isolasi bahan tanam atau eksplan. Isolasi yang dilakukan meliputi pemilihan dan pemeliharaan tanaman induk.
Tanaman induk yag dipilih harus sehat, bebas penyakit, dan mempunyai pertumbuhan baik. Hal tersebut diperlukan agar bahan eksplan yang digunakan dalam perbanyakan mikro tidak menjadi sumber kontaminan dan kondisi steril kultur tetap terjaga.
Sebelum eksplan diambil, biasanya tanaman induk akan diberi perlakukan khusus seperti penyemprotan pestisida, pemberian pupuk, hingga penyemprotan ZPT jenis sitokin.
Bagian tanaman yang baik untuk kultur jaringan yaitu tunas lateral. Pada bagian ini sel masih aktif membelah sehingga memiliki daya regenerasi yang tinggi.
2. Sterilisasi Eksplan
Dalam proses ini ada beberapa tahap yang harus dilakukan. Berikut uraiannya.
- Bahan yang sudah dipilih kemudian akan dipotong menjadi beberapa bagian dan menghilangkan bagian yang tidak diperlukan.
- Kemudian bahan tersebut akan dicuci bersih menggunakan sabun dan air mengalir.
- Berikutnya bahan akan direndam menggunakan fungisida konsentrasi 2 gram per liter selama kurang lebih 10 menit sembari digoyang.
- Bilas bahan menggunakan air steril sebanyak 3 kali lalu masukan ke laiminar.
- Dalam laminar, bahan tanam disterilisasi menggunakan sodium hipoklorida atau clorox. Perendaman dengan bahan sterilisasi ini dilakukan dua kali. Pertama direndam menggunakan clorox konsentrasi 10% selama 5 menit sembari digoyang lalu dibilas. Kedua, direndam dalam clorox konsentrasi 5% selama 5-7 menit.
- Lalu bilas bahan tanam 3-4 kali menggunakan air steril.
- Untuk beberapa tanaman biasanya dilakukan juga sterilisasi menggunakan antibiotik untuk menghilangkan bakteri.
Perlu diketahui bahwa nilai konsentrasi bahan untuk sterilisasi biasanya berbeda-beda. Angka tersebut umumnya diperoleh dari hasil penelitian awal (trial and error).
Yang perlu diingat bahwa jangan gunakan bahan dengan konsentrasi terlalu tinggi, sebab hal tersebut bisa menyebabkan kematian sel tanaman. Namun konsentrasi yang terlalu rendah juga kurang efektif untuk membunuh mikoorganisme yang ada di eksplan. Jika tanaman induk berasal dari tanaman kultur dan ada di dalam botol, maka prosedur sterilisasi tidak perlu dilakukan.
3. Penanaman Eksplan
Eksplan yang sudah steril kemudian dipotong menjadi beberapa bagian dan ditanam dalam media steril yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Media yang digunakan biasanya mengandung zat pengatur tumbuh sesuai dengan tujuan kultur.
Jika ingin membentuk kalus, maka bahan eksplan yang ditanam pada media induksi kalus sepeti media dengan 2,4D. namun jika ingin menginduksi tunas, maka bahan tanam ditanam pada media yang mengandung sitokinin atau GA3.
Selama proses penanaman eksplan pastikan dalam kondisi steril baik ruangan, alat, maupaun pekerja. Kondisi aseptik inilah yang akan mempengaruhi keberhasilan kultur jaringan.
4. Perbanyakan Propagul
Tahap kultur jaringan berikunya yaitu perbanyakan propagul atau bagian yang diperoleh dari hasil morfogenesis yang terbentuk dari jaringan eksplan. Propagul biasa berupa kalus, tunas, atau embrio somatik.
Perbanyakan propagul bisa dilakukand engan cara subkultur ke medium baru. Medium yang digunakan sesuai dengan propagul yang dihasilkan.
5. Pengakaran
Tahapan pengakaran adalah kegiatan saat tunas sudah tumbuh dan dipindahkan ke media induksi agar untuk membentuk plantet. Pengakaran dilakukan secara in vitro di dalam laboratorium dan eks vitro di luar laboratorium.
Induksi akar secara in vitro harus dilakukan dalam kondisi aseptik. Untuk mempercepat pertumbuhan akar, pada media kultur perlu ditambahkan ZPT golongan auksin.
Sementara itu saat induksi eks vitro dilakukan dengan cara transplanting tunas kecil ke media semi steril yang ada di luar lab. Pangkal tunas biasanya akan dicelupkan terlebih dahulu dalam larutan mengandung akusin sebelum di tanam. Pengakaran di luar lab ini dianggap lebih efisien dan tidak rumit.
6. Aklimatisasi dan Pemindahan Tanaman ke Lapang
Tanaman hasil kultur jaringan tidak bisa langsung ditanam di lapang. Namun perlu proses adaptasi bertahap dengan lingkungan barunya. Proses adaptasi tersebut yang dikenal dengan nama aklimatisasi.
Proses ini perlu dilakukan, sebab tanaman hasil kultur jaringan berbeda dengan tanaman normal di lapang. Kondisi lingkungan mikro botol kultur membuat tanaman hasil kultur tidak memiliki lapisan lilin. Selain itu, stomata tidak berfungsi sehingga sangat berisiko jika langsung ditanam di lapang.