7 Teknik Kultur Jaringan dan Manfaatnya yang Perlu Diketahui
Kultur jaringan adalah teknik menumbuhkan sel, jaringan atau organ di laboratorium pada media buatan yang mengandung nutrisi dan steril untuk mendapatkan tanaman utuh. Kondisi steril merupakan syarat mutlak keberhasilan dari kultur jaringan tersebut.
Menurut penjelasan di buku “Kultur Jaringan Tanaman”, berdasarkan pada teori totipotensi sel yang menyatakan bahwa setiap sel memiliki kapasitas untuk beregenerasi membentuk tanaman secara utuh.
Tanaman yang terbentuk dari perkembangbiakan vegetatif ini memiliki sifat yang identik dengan induknya dan disebut sebagai plantet. Metode perbanyakan dengan cara ini bisa menghasilkan banyak tanaman.
Cara perbanyakan ini juga disebut sebagai perbanyakan mikropropagasi atau perbanyakan mikro. Jika dibandingkan dengan perbanyakan vegetatif lainnya seperti stek, cangkok, sambung, dan okulasi, perbanyakan kultur jaringan memiliki beberapa keunggulan seperti berikut:
- Bahan tanam awal sangat kecil namun menghasilkan anakan yang lebih jauh.
- Lebih efisien untuk tanaman yang memiliki nilai ekonomis tinggi.
- Memiliki sifat identik dengan induknya, jadi sangat cocok untuk mengembangkan tanaman yang bersifat unggul.
Sementara itu, kekurangan dari perbanyakan tanaman menggunakan teknik kultur jaringan yaitu:
- Biaya yang dibutuhkan mahal.
- Perbanyakan hanya bisa dilakukan oleh tenaga ahli dan dilakukan di laboratorium yang aseptik.
- Ukuran tanaman sangat kecil, biasanya sekitar kurang ≤ 1 mm untuk kultur meristem.
Manfaat Kultur Jaringan
Perbanyakan vegetatif dengan cara ini memberikan beberapa manfaat diberbagai bidang. Mengutip dari bahasa ajar “Kultur Jaringan” oleh Dr. Marona Silalahi, M.Si, berikut manfaat dari perbanyakan kultur jaringan.
1. Bidang Pertanian
Kultur jaringan di bidang pertanian banyak digunakan untuk menyediakan bibit tanaman dalam jumlah besar. Selain itu, tanaman hasil kultur jaringan juga dimanfaatkan untuk menghasilkan tanaman dengan bibit unggul, bebas hama penyakit, dan berguna untuk memperbaiki sifat tanaman.
Perbaikan sifat tanaman dapat dilakukan dengan menggunakan fusi protoplasma. Teknik ini merupakan penggabungan protoplasma tanaman untuk menghasilkan sifat yang diinginkan.
Selain menggunakan fusi protoplasma, perbaikan sifat juga bisa dilakukan menggunakan transfer gen. Cara ini dilakukan dengan bantuan Agobacterium tumifiens yang memungkinkan terjadinya perakitan gen tanaman sesuai yang dibutuhkan.
2. Bidang Kesehatan
Teknik kultur jaringan juga efisien untuk menghasilkan metabolit sekunder yang berguna sebagai obat. Metode ini cukup efektif untuk memodifikasi media, zat pengatur tumbuh, dan sumber karbo untuk mendapatkan metabolit sekunder yang diinginkan.
Dalam bidang kesehatan, teknik mikropropagasi juga digunakan untuk memproduksi alkaloid. Dengan teknik ini, produk yang dihasilkan bisa diatur dengan mudah, kualitas dan kuantitasnya lebih konsisten, dan biayanya relatif kecil.
3. Untuk Konservasi
Perbanyakan mikro ini juga berguna untuk konservasi ex-situ beberapa tanaman yang terancam punah. Penerapan teknik konservasi ini dapat dilakukan melalui penyimpanan jangka pendek, penyimpnan pertumbuhan niminal, dan penyimpanan jangka panjang.
Teknik Kultur Jaringan
Teknik kultur jaringan jika dilihat dari bahan eksplan yang digunakan terbagi menjadi tujuh tipe. Mengutip dari buku “Kultur Jaringan Tanaman”, berikut penjelasannya.
1. Kultur Meristem
Meristem merupakan bagian tanaman yang selnya bersifat meristematik dan aktif membelah. Dalam teknik kultur jaringan, meristem ujung tunas biasanya digunakan sebagai bahan eksplan. Kultur meristem ini umumnya menggnakan bahan eksplan sangat kecil.