Formappi Kritik Puan Maharani Soal Baliho di Kawasan Semeru

ANTARA FOTO/Fauzan/nz
Ketua DPR Puan Maharani memaparkan pandangannya saat kunjungannya di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (12/5/2021).
21/12/2021, 18.26 WIB

Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) mengkritik strategi politik Puan Maharani dan timnya yang memasang baliho di kawasan terdampak erupsi Gunung Semeru. 

Peneliti Formappi Lucius Karus mengatakan baliho bertuliskan 'Tangismu, tangisku. Ceriamu, ceriaku. Saatnya bangkit menatap masa depan' dengan foto berukuran besar Puan itu justru akan menghambat langkah politiknya. Ia menilai baliho itu justru menjadi sorotan dan kritikan publik. 

"Kalau baliho itu untuk pencitraan dirinya, ya jelas tak akan kesampaian. Bagaimana bisa orang lagi susah disuruh mikir politik dan ambisi politisi yang ada di baliho itu?" ujar Lucius kepada wartawan pada Selasa (21/12).

Lebih lanjut, Lucius menyebut ketimbang menghabiskan uang untuk memasang baliho, Puan sejatinya hanya cukup memaksimalkan perannya sebagai Ketua DPR. Puan juga harus memastikan pemerintah dapat menanggapi warga terdampak erupsi dengan baik.

Lucius mengkritik strategi politik Puan yang "menyikat" setiap momen tanpa memikirkan dampak politisnya. Publik justru akan menilai tidak ada ketulusan dari Puan baik sebagai pribadi maupun seorang politisi khususnya Ketua DPR.

"Seolah-olah segala cara digunakan sekalipun cara-cara yang diyakini justru akan membunuh tujuan politik sang politisi," ujar Lucius.

Tersebarnya baliho menunjukkan Puan hanya menjadikan warga setempat sebagai komoditas politik yang suaranya dibutuhkan setiap menjelang Pemilihan Umum (Pemilu). Lucius menilai politik baliho di daerah bencana justru merendahkan warga yang korban.

Sementara itu, di tengah banjir kritikan terhadap Puan, potensi koalisi Gerindra dan PDIP justru semakin menguat. Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan kedepannya Gerindra ingin bekerja sama dengan PDIP untuk membangun Indonesia.

Muzani menambahkan saat ini cita-cita Gerindra yang belum terwujud adalah untuk menjadikan Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto sebagai Presiden Indonesia. Atas hal tersebut Muzani berharap dapat bekerjasama dengan PDIP untuk mencapai cita-cita tersebut.

"Secara geografis Indonesia adalah negara besar dengan jumlah penduduk sebesar 270 juta dan sekitar 17 ribu pulau, tidak mungkin satu kekuatan bisa mengjangkau seluruhnya. PDIP dan Gerindra adalah kekuatan besar," ujar Muzani dalam keterangan resmi.

Reporter: Nuhansa Mikrefin