Profil Yahya Staquf, dari Jubir Gus Dur hingga Ikuti Jejak ke Israel

Antara
Yahya Cholil Staquf. Foto: Antara
24/12/2021, 14.17 WIB

 Yahya Cholil Staquf telah terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 2021-2026. Ia mengalahkan petahana KH Said Aqil Siradj dalam pemungutan suara di Muktamar Ke-34 NU, Lampung, Jumat (24/12).

Gus Yahya, panggilan akrabnya, bukan nama yang asing buat para nahdliyin. Dikutip dari berbagai sumber, Ia merupakan anak dari KH Cholil Bisri, tokoh NU yang juga salah satu pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Sejak kecil, tokoh kelahiran Rembang, 16 Februari 1966 ini telah mengenyam pendidikan di pesantren. Ia sempat menimba ilmu di Madrasah Al Munawwir, Yogyakarta sebelum melanjutkan pendidikan di Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada.

Karier politik praktisnya dimulai di kampus dengan menjadi Ketua Umum Komisariat Fisipol UGM Himpunan mahasiswa Islam (HMI) pada 1986. Lulus kuliah, Yahya lalu kembali ke Rembang untuk mengajar di Pondok Pesantren Roudlotut Tholibien asuhan ayahnya.

Namanya mulai dikenal ketika ditarik Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur sebagai Juru Bicara Presiden. Tahun 2015, dia ditetapkan sebagai Sekretaris Umum Katib Syuriah PBNU pada 2015.

Yahya kembali berkarier di Istana Kepresidenan ditunjuk Presiden Joko Widodo menjadi Anggota Dewan Pertimbangan Presiden pada 2018. Jabatan tersebut dilakoninya selama setahun.

Kakak Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas itu merupakan advokat pandangan Islam yang moderat. Dia merupakan inisiator institute keagamaan Bayt ar-Rahmah li ad-Da‘wa al-Islamiyyah Rahmatan li al-‘Alamin.

Halaman: