PUPR Kirimkan Belasan Alat Berat untuk Tangani Banjir di Jayapura

ANTARA FOTO/Fredy Fakdawer/wpa/hp.
Suasana Pasar Youtefa yang terendam banjir di Abepura, Jayapura, Papua, Jumat (7/1/2022). Berdasarkan data BNPB hujan lebat dan tanah longsor di sejumlah wilayah Jayapura telah mengakibatkan enam orang meninggal dunia.
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
11/1/2022, 07.25 WIB

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengirimkan belasan alat berat guna menangani bencana banjir dan tanah longsor di Jayapura. Pengiriman alat dilakukan, antara lain untuk menormalisasi tiga sungai, yakni Siborgonyi (1,9 kilometer), Acai (1,6 kiometer), dan Makanoay (0,66 kilometer). 

Pengiriman alat berat mencakup 12 unit dump truck, mini excavator, dan 2 big excavator.  "Kami juga mendapatkan bantuan tambahan alat berat dari Kepolisian sebanyak 3 excavator besar dan 1 loader, serta 2 dump truck dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jayapura," kata Staf Ahli Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja dalam siaran pers, Selasa (11/1). 

Pemerintah saat ini telah melakukan pembersihan empat ruas jalan nasional yang terdampak banjir dengan alat berat. Keempat jalan nasional yang dimaksud adalah Jl. Kelapa Dua, Abepura ruas Bts. Kota Jayapura/ Kabupaten Keerom, ruas Jayapura-Sentani, dan Jalan Raya Aepura. Endra mengatakan, keempat jalan itu saat ini sudah bisa dilalui kendaraan dengan lancar. 

Adapun Kementerian PUPR, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNP), TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPD) Provinsi Papua, dan Pemerintah Kota Jayapura masih menangani dampak banjir dan longsor.

Banjir dan longsor yang melanda beberapa distrik atau kecamatan di Kota Jayapura, Provinsi Papua terjadi sejak Kamis malam (6/1) sekitar pukul 22.00 WIT. Banjir melanda beberapa distrik di Kota Jayapura, seperti Distrik Jayapura Utara, Jayapura Selatan, Abepura, Heram, dan Muara Tami. 

Bencana ini terjadi akibat luapan sungai dan hujan deras. Banjir dan longsor ini menelan tujuh korban jiwa dan membuat lebih dari 1.000 warga terpaksa mengungsi. 

Untuk itu, salah satu yang akan dilakukan pemerintah adalah menormalisasi sungai. Sedimentasi sungai dan penyumbatan sampah pada daerah aliran sungai (DAS) menjadi sebab meluapnya tiga sungai yang melintasi Kota Jayapura. 

Di sisi lain, Kementerian PUPR berencana membangun infrastruktur konservasi air dan pengendalian banjir untuk mitigasi jangka panjang. Beberapa infrastruktur yang diusulkan adalah kolam retensi di Kawasan Organda Baru, parapet di Sungai Acai dan Sungai Siborgonyi, dan Chechdam di hulu SUngai Makaonay. '

Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah V Jayapura menyebut, intensitas sangat lebat atau ekstrem di wilayah Kota dan Kabupaten Jayapura serta Keerom disebabkan adanya perpaduan gelombang atmosfer yang meningkatkan labilitas atmosfer di wilayah Papua.

Kepala BBMKG Wilayah V Jayapura Cahyo Nugroho di Jayapura, Jumat (7/1), mengatakan terdapat daerah pumpunan angin di wilayah Papua bagian utara sehingga meningkatkan potensi pertumbuhan awan – awan konfektif.

"Nilai kelembaban relatif (RH) yang relatif basah pada lapisan 850-200 mb yaitu berkisar antara 70-90 persen juga mendukung pertumbuhan awan hujan," kata Cahyo, seperti dikutip dari Antara.

Citra Satelit cuaca menunjukkan adanya awan-awan hujan mulai pukul 20.00 WIT pada 6 Januari 2022 hingga pukul 07.00 WIT pada 7 Januari 2022 yang menyebabkan hujan dengan intensitas bervariasi.

Hujan terjadi dengan intensitas sedang hingga ekstrem terjadi di wilayah Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Keerom.

Reporter: Andi M. Arief