Kredit dan debit adalah istilah yang barangkali sudah tak lagi asing untuk sebagian besar orang. Keduanya merupakan istilah yang cukup sering digunakan dalam dunia akuntansi, keuangan dan sebagainya.
Dalam dunia perbankan, istilah kredit lebih dikenal dengan penyediaan uang atas kesepakatan pinjam antara pihak bank dan nasabahnya. Pihak bank akan memberikan jangka waktu pada nasabah untuk melunasi atau mencicil pinjaman tersebut.
Lalu, bagaimana dengan debit?
Pengertian Debit dalam Akuntansi
Mengutip Cimb Niaga, debit dalam ranah akuntansi berarti aset dan biaya mengalami peningkatan. Aset tersebut bisa berupa uang, peralatan, hingga perlengkapannya lainnya.
Sementara, menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), debit berada di sisi sebelah kiri neraca yang memuat catatan mengenai kas, surat berharga yang dimiliki, hingga aktiva tetap yang dicatat sesuai dengan tingkat likuiditas aset.
Merujuk Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), debit biasa diartikan dengan pertambahan uang, sedangkan kredit adalah pengeluaran dalam transaksi.
Bukan cuma pertambahan aset, rumus debit juga dipakai untuk mencatat beban. Sedangkan, kredit digunakan untuk mencatat pertambahan aas uang dan modal yang dicatat di sebelah kanan.
Perbedaan Debit dan Kredit
Perbedaan utama debit dan kredit yang paling terlihat terletak pada posisi pencatatannya di buku besar. Debit dicatat di sisi kiri, sedangkan kredit berada di sisi kanan buku besar. Dalam rekening pribadi, pihak penerima akan didebit, dan pihak pemberi akan dikreditkan.
Selain itu, ada beberapa perbedaan lainnya antara kredit dan debit, yaitu:
- Dalam akun neraca, segala sesuatu yang masuk akan didebit, dan yang keluar akan dikreditkan.
- Perihal laba-rugi, seluruh pengeluaran dan kerugian akan didebit, dan yang keluar akan dikreditkan.
- Peningkatan kredit dapat terjadi karena kenaikan dana pemegang saham, pendapatan sewa, biaya keanggotaan, laba ditahan, utang, dan sebagainya. Sedangkan, peningkatan debit disebabkan kenaikan cash, inventaris, tanah dan bangunan, pabrik dan mesin, dan pengeluaran lainnya.
Penggunaan Debit dan Kredit dalam Akuntansi
Berikut penggunaan debit dan kredit dalam akuntansi:
1. Asset
Asset adalah harta berupa harta lancar dan tidak lancar. Harta lancar berarti harta tersebut mudah dicairkan atau liquid.
Beberapa akun liquid, di antaranya kas dan setara kas, sewa dibayar di muka, piutang usaha, dan sebagainya. Sementara aset tidak lancar, yaitu kendaraan, mesin, dan peralatan kantor. Ketika akun aset bertambah, posisinya berada di debit.
2. Expenses (Beban)
Expenses atau beban adalah pembelanjaan yang mesti dilakukan agar bisnis bisa terus berjalan. Expenses akan bertambah jika didebitkan dan berkurang jika dikreditkan.
3. Liabilitas dan Ekuitas
Untuk lebih memahami liabilitas dan ekuitas, berikut contohnya, jika perusahaan A melakukan pinjaman ke pihak Bank B sebesar Rp 30.000.000 untuk modal usaha, maka kas akan bertambah sebesar Rp 30.000.000 dari pinjaman bank.
4. Akumulasi
Ini merupakan bagian dari aset tidak lancar yang bisa bertamabah nilainya jika dikreditkan. Akumulasi akan mengurangi nilai dari aset tetap, seperti alat-alat dan kendaraan. Dengan pencatatan tersebut, akan dengan mudah menilai apakah aset tersebut mengalami keuntungan atau kerugian saat dijual.
Sekilas tentang Akuntansi
Akuntansi adalah salah satu ilmu yang memungkinkan manajemen perusahaan menjadi lebih memahami keuangan bisnisnya. Hal ini diperuntukkan agar mereka dapat merencanakan pengeluaran masa depan secara strategis untuk memaksimalkan keuntungan.
Tujuan akuntansi adalah untuk melakukan pencatatan, mengumpulkan serta melaporkan informasi terkait keuangan, posisi keuangan, dan arus kas dalam sebuah bisnis.
Dalam proses sebuah akuntansi memiliki rangkaian yang terdiri dari mencatat, meringkas, menganalisa, dan melaporkan data. Berikut penjelasan terkait proses tersebut:
- Mencatat: proses ini umumnya dikenal sebagai pembukuan, melibatkan pencatatan dan memasukkan transaksi ke dalam pembukuan. Akuntansi hadir demi laporan keuangan rinci dan merupakan laporan untuk menyajikan data dalam bentuk laporan keuangan akhir.
- Meringkas: dilakukan untuk mengolah data mentah dari hasil pencatatan transaksi dianggap tidak terlalu penting.
- Melaporkan: setiap wirausahawan perlu mengetahui berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan dan bagaimana perusahaan membelanjakan uangnya.
- Menganalisa: proses ini dilakukan setelah merekam dan meringkas. Di sinilah peran penting sebuah manajemen untuk memeriksa poin antara positif dan negatif.
Dalam menganalisa semua ini, akuntansi memperkenalkan sebuah konsep perbandingan. Hal tersebut memungkin seseorang untuk bisa membandingkan antara penjualan, laba rugi, dan lainnya guna menentukan dan juga menganalisis kerja serta mengambil keputusan.