Semakin banyaknya kasus Covid-19 di sekolah membuat desakan penghentian Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100% bermunculan. Terbaru, Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyetop PTM lantaran corona ditemukan di 90 sekolah.
Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim mengatakan banyaknya kasus Covid-19 membuat guru, orang tua, dan siswa cemas melaksanakan PTM. Mereka menganggap kondisi tersebut tidak aman bagi kegiatan pembelajaran.
“Angka kasus meningkat tajam tiap hari. Ini mengganggu pikiran dan kenyamanan belajar di sekolah,” kata Satriwan di Jakarta, Rabu (26/1).
Jumlah sekolah yang menghentikan PTM 100% terus bertambah dari awalnya 39 sekolah menjadi 43 sekolah, dan meningkat lagi jadi 90 sekolah. Padahal ibu kota belum satu bulan melaksanakan pendidikan tatap muka.
“Ini kan tidak efektif, sekolah buka tutup terus tidak tahu sampai kapan,” kata Satriwan.
Sedangkan P2G masih menemukan banyak pelanggaran protokol kesehatan dalam PTM 100% karena ruang kelas relatif kecil. Selain itu ruang sirkulasi udara tidak bisa dibuka lantaran kelas menggunakan pendingin ruangan.
“Kami memohon agar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengembalikan skema PTM terbatas 50%,” kata Satriwan.
Ia meyakini metode belajar campuran (blended learning) cukup efektif dijalani siswa. Apalagi menurutnya guru dan pelajar di DKI sudah berpengalaman menggunakan pendidikan tatap muka.
“Guru dan siswa rata-rata memiliki gawai pintar. Tentu dengan catatan ada pendampingan orang tua dari rumah selama PJJ,” ujarnya.
Terbaru, Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 86 Jakarta harus menghentikan PTM hingga 28 Januari akibat tiga siswa dan dua guru positif Covid-19. Temuan kasus berasal dari salah satu orang tua siswa kelas XI yang meminta izin anaknya tak ikut PTM karena salah satu anggota keluarganya terinfeksi Covid-19.
Awalnya, siswa tersebut dinyatakan negatif corona, namun usai menjalani tes ulang ia positif terkena SARS-CoV-2. "Kami langsung mengambil tindakan untuk meliburkan sementara kelas XI IPA 2 mulai Selasa (18/1),” kata Kepala Sekolah SMAN 86, Sunaryo di Jakarta, Rabu (26/1) dikutip dari Antara.