Disediakan Insentif, Pelaku UMKM Diminta Manfaatkan Tol Laut

Arief Kamaludin|Katadata
Aktifitas persiapan keberangkatan Kapal Tol Laut Logistik Natuna, di Pelabuhan Penumpang Tanjung Priok.
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Maesaroh
10/2/2022, 19.27 WIB

Pemerintah telah memberi sejumlah insentif dan kemudahan dalam program kapal Tol Laut. Masyarakat terutama pelaku pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pun diminta lebih memanfaatkan kapal tol laut.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan kapal Tol Laut memiliki keuntungan berupa biaya angkut yang lebih rendah. 

Pemerintah bahkan memberikan stimulus berupa potongan biaya angkut sebesar 50% dari biaya angkutan muatan berangkat, sehingga biaya untuk muatan balik kapal Tol Laut biayanya bisa lebih rendah lagi.

“Stimulus ini bukan saja menjadi penyeimbang sistem pembiayaan logistik, namun juga penting untuk mendorong geliat pertumbuhan perekonomian di daerah," kata Budi Karya dalam Webinar  “Kemudahan Distribusi Logistik Melalui Tol Laut Dalam Mendukung UMKM, Kamis (10/2).

 Kemudahan lainnya dari program Tol Laut adalah keberadan aplikasi SiTolaut. Aplikasi tersebut memudahkan pemesanan dan pelacakan pengiriman barang sekaligus memantau disparitas harga antar wilayah di Indonesia.

Aplikasi yang diluncurkan Agustus 2021 tersebut sudah terintegrasi dengan aplikasi BRI Store dari PT Bank Rakyat Indonesia.

Mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II tersebut mengatakan pemerintah akan terus mensosialisasikan kemudahan-kemudahan angkutan distribusi barang kepada para pelaku usaha agar bisa memanfaatkannya.

“Salah satu tantangan bagi para pelaku usaha lokal salah satunya adalah distribusi logistik yang masih dianggap sulit dan mahal,” tuturnya. 

Sebagai informasi, programTol Laut diluncurkan pada tahun 2015 sebagai upaya pemerintah untuk menekan disparitas harga antara Indonesia bagian timur dan barat.

Pada awal peluncuran, program Tol Laut hanya melayani enam trayek tetapi saat jumlah trayek sudah berkembang pesar menjadi 34 trayek.

Dengan bertambahnya trayek, maka perlu dilakukan upaya-upaya untuk mengoptimalkan jumlah muatannya.

Total muatan berangkat yang diangkut dengan program Tol Laut pada tahun lalu mencapai 18.011 teus atau naik 30,02% dari realisasi 2020 sebanyak 13.582 teus.

Sementara itu, total muatan balik naik 36,39% menjadi 5.869 teus. 

Pada 2022, pagu anggaran yang dialokasikan untuk program Tol Laut mencapai Rp 435,81 miliar atau naik 15,76% dari anggaran 2020 senilai Rp 376,45 miliar.

Hal itu sejalan dengan bertambahnya trayek menjadi 34 trayek, armada menjadi 34 kapal, dan pelabuhan singgah menjadi 113 lokasi.

Sementara itu, terkait aplikasi SiTolaut,  Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kemenhub Mugen Suprihatin Sartoto mengatakan penggunaan aplikasi tersebut akan diperluas.

Sebelumnya, aplikasi tersebut diintensifkan di titik-titik daerah 3TP seperti di NTT, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

"Minggu ini kami akan coba (pemakaiannya) dengan pelanggan (Tol Laut) di (Pelabuhan) Tahuna, Surabaya. Kalau sudah sukses, kami akan sebarkan ke daerah-daerah lain," kata Mugen dalam webinar yang sama.

 Sebagai informasi, integrasi aplikasi SiTolaut akan memudahkan penjual atau pembeli komoditas dalam melakukan pemesanan maupun membayar jasa Tol Laut.

Saat memesan jasa Tol Laut di BRI Store, pelaku UMKM akan langsung terhubung dengan aplikasi Sitolaut dan dapat langsung memilih trayek dan memilih tanggal pengiriman, sedangkan pembayaran dilakukan ke BRI Virtual Account (BRIVA). 

Dalam integrasi ini, persyaratan  dokumen yang biasanya diajukan sebelum transaksi di Sitolaut dihapus. 

Mugen berujar pemilihan BRI sebagai mitra adalah kapasitas jaringan cabangnya yang sangat kuat dan dapat ditemukan di pelosok negeri.

Menurutnya, integrasi ini akan langsung menghubungkan pembeli dan penjual produk UMKM di antar-pulau. 

"Marketplace seperti Tokopedia, Shopee, dan Bukalapak, kami melihat satu (transaksi) yang sangat mudah. Pesan barang dan pantau pergerakan itu sangat mudah, dan kami berharap Sitolaut dapat memfasilitasi (pelanggan) seperti itu," kata Mugen. 

Reporter: Andi M. Arief