AS Dikabarkan Setuju RI Beli 36 Jet Tempur F-15 Senilai Rp199 Triliun

ANTARA FOTO/REUTERS/Russ Scalf/U.S. Air Force
Ilustrasi jet tempur jenis F-15.
Penulis: Yuliawati
11/2/2022, 15.34 WIB

Departemen Luar Negeri Amerika menyetujui rencana pembelian 36 jet tempur jenis F-15EX baru ke Indonesia. Transaksi atas produksi jet tempur buatan Boeing Co. tersebut diperkirakan bernilai sekitar US$ 13,9 miliar atau sekitar Rp 199,48 triliun.

Nilai tersebut terdiri dari pengadaan pesawat US$ 9,5 miliar atau sekitar Rp 136,3 triliun dan biaya peralatan terkait sekitar US$ 4,4 miliar atau sekitar Rp 63 triliun.

Berdasarkan informasi yang diterima Bloomberg, keputusan persetujuan tersebut memang belum diumumkan kepada publik. Kongres AS akan meninjau dan mungkin menyetujui transaksi tersebut dalam waktu 30 hari. "Setelah itu, terserah Indonesia dan Boeing untuk merundingkan kontrak," bunyi laporan Bloomberg, Jumat (11/2).

Pemerintah AS mendukung penjualan jet tempur jenis F-15EX ke Indonesia untuk memperkuat hubungan politik. Indonesia dianggap strategis karena merupakan negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. Selain itu, pemerintah Joe Biden saat ini sedang mengarahkan kembali fokus kebijakan luar negerinya ke kawasan Indo-Pasifik seiring konflik dengan Cina.

Keputusan tersebut bakal menambah deret pesawat militer RI. Pada hari Kamis, Indonesia menandatangani kontrak dengan Dassault Aviation SA untuk 42 pesawat tempur Rafale, kesepakatan senilai US$ 8,1 miliar atau sekitar Rp 116 triliun.

Pada tahap awal, RI membeli enam pesawat tempur Rafale. "Kami mulai hari ini dengan tanda tangan kontrak pertama untuk enam pesawat," kata Menteri Pertahanan Prabowo Subianto usai menerima kunjungan Menteri Angkatan Bersenjata Prancis Florence Parly di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Kamis (10/2).

Dalam waktu dekat, Kemenhan juga akan meneken kontrak untuk pengadaan 36 pesawat ini ditambah latihan persenjataan serta simulator. 

Dassault juga telah menyepakati kerja sama dengan PT Dirgantara Indonesia (Persero) untuk perawatan pesawat Prancis di Indonesia. Selain Rafale, jenis alat angkut lainnya yang bisa menjalani perawata di hanggar RI adalah Helikopter Caracal.

Selain itu Prabowo dan Parly juga menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman mengenai riset dan pengembangan antara PT PAL dengan Naval Group. Menhan mengatakan kesepakatan ini akan mengarah pada pembelian dua kapal selam kelas Scorpene.

"Beserta persenjataan dan suku cadang yang dibutuhkan, termasuk latihan," katanya.

Kesepakatan lainnya adalah di bidang telekomunikasi antara PT LEN dan Thales Group serta kerja sama pembuatan amunisi antara PT Pindad dengan Nexter Munition. "Guna keperluan persenjataan darat dan kaliber besar," kata Prabowo.