Cerita Fantasi: Pengertian, Ciri-Ciri, Jenis, Struktur, dan Contohnya

Unsplash/Samuel Regan-Asante
Serial Harry Potter merupakan contoh cerita fantasi
Editor: Safrezi
16/2/2022, 11.34 WIB

Terdapat berbagai genre cerita yang menarik untuk dibaca, salah satunya genre fantasi. Cerita fantasi adalah cerita hasil khayalan atau fantasi pengarang yang tidak terjadi di dunia nyata. Pada cerita fantasi, terdapat unsur hal yang mustahil dan tidak mungkin terjadi dalam dunia nyata, tetapi dapat terjadi dalam cerita.

Bersumber dari buku Teks Cerita Fantasi, cerita fantasi merupakan sebuah karya tulis yang dibangun menggunakan alur cerita yang normal serta memiliki sifat imajinatif dan khayalan semata.

Ciri-Ciri Cerita Fantasi

Dalam buku Teks Cerita Fantasi dijelaskan ciri-ciri cerita fantasi sebagai berikut:

1. Ada keajaiban, misteri, dan keanehan

Cerita fantasi mengandung unsur-unsur yang tidak logis, seperti keajaiban, misteri dan keanehan. Bahkan, terdapat unsur yang tidak ada di dunia nyata, seperti mesin waktu, karakter bersayap, makhluk misterius, dan sebagainya.

Imajinasi penulis berperan penting dalam penulisan cerita fantasi. Tidak ada batasan dan logika yang mengekang, sehingga segala macam unsur dalam cerita fantasi dapat dibuat sesuka hati dan melewati batasan realita.

2. Ide cerita terbuka

Ide dalam cerita fantasi tidak memiliki batas kenyataan, sehingga penulis terbuka untuk mengembangkan dengan sesuka hati. Contoh tema dalam cerita fantasi meliputi tema supranatural, mistis, horor, fiksi ilmiah, futuristik, dan sebagainya.

3. Menggunakan berbagai latar (lintas ruang dan waktu)

Ruang atau tempat dan waktu dalam cerita fantasi melebihi realita dan tidak terbatas. Penulis dapat menggunakan berbagai latar untuk membangun cerita fantasi. Misalnya, dalam serial Harry Potter menggunakan latar tempat dunia sihir di mana para karakter dapat menggunakan sihir atau kembali ke masa lalu.

Alur dan latar cerita fantasi memiliki kekhasan. Rangkaian peristiwa cerita fantasi menggunakan berbagai latar yang menerobos dimensi ruang dan waktu.

4. Tokoh unik (memiliki kesaktian)

Tokoh dalam cerita fantasi bisa diberi watak dan ciri yang unik yang tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Tokoh memiliki kesaktian-kesaktian tertentu. Tokoh mengalami peristiwa misterius yang tidak terjadi pada kehidupan sehari-hari.

Tokoh mengalami kejadian dalam berbagai latar waktu. Mereka dapat ada pada latar waktu dan tempat yang berbeda zaman (bisa waktu lampau atau waktu yang akan datang/futuristik).

5. Bersifat fiktif

Cerita fantasi bersifat fiktif, yaitu bersifat bukan kejadian nyata. Cerita fantasi bisa diilhami oleh latar nyata atau objek nyata dalam kehidupan tetapi diberi unsur fantasi. Misalnya, penulis J. K. Rowling terinspirasi oleh Kota London lalu menggunakan latarnya dalam novel Harry Potter dengan perubahan yang bersifat fantasi.

6. Bahasa

Penggunaan sinonim dengan emosi yang kuat dan variasi kata cukup menonjol. Bahasa yang digunakan variatif, ekspresif, dan menggunakan ragam percakapan (bukan bahasa formal).

Jenis Cerita Fantasi

Jenis cerita fantasi berdasarkan kesesuaiannya dalam kehidupan nyata dibagi menjadi dua kategori, yaitu fantasi total dan fantasi sebagian (irisan).

  • Cerita fantasi total berisi fantasi pengarang terhadap objek/ tertentu. Pada cerita kategori ini semua yang terdapat pada cerita semua tidak terjadi dalam dunia nyata. Misalnya, cerita fantasi Nagata itu total fantasi penulis. Jadi nama orang, nama objek, nama kota benar-benar rekaan pengarang.
  • Cerita fantasi irisan, yaitu cerita fantasi yang mengungkapkan fantasi tetapi masih menggunakan nama-nama dalam kehidupan nyata, menggunakan nama tempat yang ada dalam dunia nyata, atau peristiwa pernah terjadi pada dunia nyata.

Berdasarkan latar cerita, cerita fantasi dibedakan menjadi dua kategori yaitu latar lintas waktu dan latar waktu sezaman.

  • Latar sezaman berarti latar yang digunakan satu masa (fantasi masa kini, fantasi masa lampau, atau fantasi masa yang akan datang/futuristik).
  • Latar lintas waktu berarti cerita fantasi menggunakan dua latar waktu yang berbeda (misalnya, masa kini dengan zaman prasejarah, masa kini dan 40 tahun mendatang/futuristik)

Struktur Cerita Fantasi

Struktur cerita fantasi adalah:

  • Orientasi, berisi pengenalan tokoh, latar, watak tokoh, dan konflik.
  • Komplikasi, berisi hubungan sebab akibat sehingga muncul masalah hingga masalah itu memuncak.
  • Resolusi, berisi penyelesaian masalah dari konflik yang terjadi.

Contoh Cerita Fantasi dan Strukturnya

Simak cerita fantasi yang dikutip dari buku Bahasa Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Belajar dengan Gajah Mada

Orientasi:

Minggu pagi yang cerah Ardi, Handi, dan Dani berada di Candi Trowulan. Mereka merupakan siswa pilihan dari sebuah SMP yang sedang melakukan tugas pengamatan untuk karya ilmiah remaja. Di tengah keramaian orang yang sedang berwisata, mereka sibuk menyelesaikan laporannya.

Komplikasi:

“Tolooong,“ tiba-tiba terdengar suara Handi berteriak minta tolong. Dani dan Ardi yang berada tidak jauh dari tempat itu segera berlari menghampiri. Betapa kagetnya mereka berdua melihat Handi berada di sebuah lubang dan hanya kelihatan tangannya. Dengan reflek Ardi dan Dani menarik berusaha menolong Handi. Tapi “Aaahh...! terdengar teriakan keras dan mereka bertiga terseret masuk ke lubang itu.

“Dimana kita??” Ardi bertanya sambil menatap tembok sekelilingnya yang memancarkan kemilau keemasan.

“Tempat apa ini?” Handi dan Dani bertanya hampir bersamaan.

Tiba-tiba, di hadapan mereka, muncul laki-laki bertubuh kekar.

“Kalian bertiga saya panggil untuk menemui leluhurmu!” laki-laki tegap itu berujar dengan penuh wibawa. Ketiga anak itu terbelalak.

“Sii aa .. pa Bapak?” sambil gemetar Handi memberanikan diri untuk bertanya.

“Aku yang berjanji tak akan makan buah palapa sebelum Nusantara bersatu,” jawab laki-laki itu dengan mata tajam menatap ke arah tiga anak yang masih ketakutan itu.

“Gaajah Maada ...!” suara ketiganya seperti tercekat.

“Ya benar akulah Gajah Mada yang sejak muda berusaha keras berlatih untuk menjadi orang berguna,” suara laki-laki itu dengan sangat berwibawa.

“Apa yang sudah kamu lakukan untuk menyiapkan dirimu agar menjadi orang berguna,” mata laki-laki itu lekat menatap Handi. Kemudian dia beralih memegang bahu Ardi dan Dani.

“Saya berusaha menjadi juara kelas dengan belajar tiap hari,” Ardi menjawab agak terbata-bata.

“Saya belajar tiap malam sehingga saya selalu rangking satu di sekolah,” Handi menyahut. “Saya les semua mata pelajaran sehingga selalu mendapat prestasi Matematika tertinggi di kelasku,” Dani menimpali jawaban teman-temannya

 “Belum cukup, kalian semua harus menambahkan jawaban lagi dengan benar untuk dapat dikembalikan ke tempat semula,” laki-laki itu semakin mendekat. Ketiga anak itu berpikir keras untuk mengungkapkan hal terbaik apa yang telah diperbuat selama ini. Setelah satu jam berpikir keras Handi membuka pembicaraan.

“Saya selalu berusaha untuk tidak terlambat datang ke sekolah dan menyelesaikan tugas tepat waktu,” Handi memulai mengajukan ide.

“Saya berusaha bekerja keras dan tidak mencontek waktu ujian,” kata-kata Ardi meluncur deras.

“Saya mendengarkan teman yang berbeda pendapat dan meresponnya dengan santun,” Dani bertutur dengan lancar. 

Resolusi:

Selesai Dani menyelesaikan kalimatnya, terdengar dentuman keras. Buuuum...! Seakan ada yang mengangkat mereka bertiga tiba-tiba sudah kembali berada di area Candi Trowulan tempat mereka melakukan pengamatan. Ketiganya mengusap mata. Seakan tidak percaya mereka saling berangkulan.

“Benar kata Gajah Mada tadi...” Handi berucap lirih.

“Iya kita tidak cukup hanya hanya dengan pintar” Ardi berkata hampir tak terdengar.

“Ya kita harus memiliki perilaku yang baik...” Dani berteriak lantang sambil menyeret kedua temannya menuju area candi yang harus diamati. Mereka bertiga bertekad menyelesaikan tugasnya tepat waktu. Seperti biasanya mereka bekerja keras untuk menghasilkan sebuah karya.

Demikian pengertian cerita fantasi beserta ciri-ciri, jenis, struktur, dan contohnya.