Pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp 711,4 miliar untuk membangun bendungan Sepaku Semoi sebagai pencegah banjir di ibu kota negara atau IKN yang bernama Nusantara. Bendungan ini juga disiapkan untuk menyediakan air baku hingga 2.500 liter per detik.
"Bendungan ini dibangun melalui mekanisme kontrak tahun jamak dengan APBN sebanyak total Rp 711,4 miliar," bunyi pernyataan Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) Kementerian Keuangan dikutip dari akun resmi media sosial resmi mereka, Senin (7/3).
Adapun anggaran pembangunan bendungan Sepaku Semoi ini terdiri atas anggaran untuk pekerjaan konstruksi sebesar Rp 676,7 miliar dan pekerjaan supervisi sebesar Rp 34,7 miliar.
Anggaran jumbo untuk pembangunan bendungan ini untuk tahun ini dan tahun depan. Anggaran untuk tahun ini disiapkan sebesar Rp 210,3 miliar, terdiri atas Rp 199,4 miliar untuk konstruksi dan Rp 10,9 miliar untuk supervisi Pembangunan. Sedangkan, anggaran untuk tahun depan disiapkan sebesar Rp 362,6 miliar atau separuh dari total yang dianggarkan pemerintah pada proyek ini.
Bendungan penangkal banjir ibu kota baru ini nantinya akan membendung aliran sungai Tengin dengan volume total bendungan 10,06 juta meter kubik. Luas genangan bendungan mencapai 280 hektar dengan panjang 450 meter dan tinggi bendungan 25 meter dari pondasi. Bendungan ini memiliki tipe urugan tanah homogen.
Manfaat dari bendungan ini akan menyediakan debit pengambilan air baku sebesar 2.500 liter per detik dan mengendalikan banjir di hilir lokasi bendungan. "(Bendungan akan) mereduksi banjir sebesar 55,26% yang biasa terjadi pada periode 50 tahun sekali," kata DJA.
Perkembangan konstruksi Bendungan Sepaku Semoi hingga Februari 2022 telah mencapai 37%. Adapun, konstruksi infrastruktur ini dilakukan oleh kerja sama operasi (KSO) antara PT Brantas Abipraya, PT SAC Nusantara, dan PT Basuki Rahmanta Putra.
Selain membangun Bendungan Sepaku Semoi, pemerintah juga akan membangun intake Sungai Sepaku dengan kapasitas produksi air baku sebesar 3.000 liter per detik, serta Bendungan Batu Lepek dengan kapasitas produksi air baku sebesar 4.300 liter per detik. Bendungan Batu Lepek ini dijadwalkan rampung 2024 mendatang.
Selain itu, pemerintah juga menyiapkan Bendungan Selamayu dengan kapasitas pasokan air baku hingga 3.950 liter per detik. Progres pembangunan Bendungan Selamayu baru selesai melalui proses studi kelayakan pada tahun lalu.
Adapun pembangunan ibu kota baru ini akan memiliki lima tahap. Tahap pertama dimulai tahun ini hingga 2024, yang mana Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan pindah ke IKN Nusantara pada tahun 2024. Pada tahap awal ini akan mulai dibangun fasilitas utama seperti Istana Kepresidenan, Gedung MPR/DPR dan perumahan untuk menampung ASN yang pindah lebih awal ke IKN Nusantara.
IKN Nusantara nantinya akan memiliki luas 256.142,72 hektar. Adapun 75% dari wilayah tersebut direncanakan menjadi ruang terbuka hijau, dimana 65% menjadi area yang dilindungi dna 10% untuk produksi pangan.
Selain, terdapat juga kawasan IKN (K-IKN) yang menjadi wilayah pengembangan IKN akan memiliki luas 56.180,87 hektar. Wilayah K-IKN ini terdiri atas berbagai zona mixed-use dan lingkungan yang mendukung konsep “10 Menit Berjalan Kaki” dan konektivitas sosial.