Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memberikan menu alternatif untuk konsumsi sekeluarga, dengan pilihan pangan pendamping yang murah meriah, tetapi menyehatkan dan tak perlu digoreng.
Menu ini berangkat dari pengalaman pribadi Mega, ketika mengalami masa sulit sesaat setelah Presiden pertama RI Soekarno turun dari jabatan. Saat itu, Mega kerap memakan kacang ijo sebagai hidangan tambahan di samping makanan utama.
Menu pilihan lainnya yang kerap dikonsumsinya terdiri dari umbi-umbian dan buah-buahan nusantara, seperti singkong, ubi, dan pisang.
"Program masak murah meriah, jadi harus dibuat untuk makan satu hari pembelanjaannya Rp 60 ribuan," ujar Megawati saat memberikan pengarahan dalam acara Demo Memasak Tanpa Minyak Goreng di Sekolah PDIP, Senin (28/3).
Menurut Mega, menu alternatif ini dapat menjadi pilihan untuk mengatasi tingginya harga minyak goreng di pasaran saat ini. Sebab beragam bahan pangan tadi dapat dimasak dengan cara direbus, dikukus, dan dipanggang atau dibakar. Metode masak ini tidak memerlukan minyak goreng.
Alternatif ini juga dapat mengatasi persoalan ekonomi di rumah tangga, dengan mengurangi pengeluaran untuk membeli minyak goreng. Mega menyarankan ibu-ibu untuk kreatif melihat kondisi dan memanfaatkan beragam bahan makanan alternatif, sehingga tidak memaksakan diri mencari minyak goreng. Bahkan, sampai mengantre dan berebutan seperti yang terjadi beberapa waktu lalu.
"Terserah, saya tidak melarang, saya merasa sangat prihatin," jelas Mega.
Pilihan menu ini juga diperlukan dalam menjaga variasi makanan dan memenuhi kesehatan tubuh. Ia pun mengingatkan bahaya yang mengintai di balik masakan yang digoreng, yaitu persoalan kolestrol.
Mega menjelaskan, tujuan utama mengkonsumsi pangan adalah untuk kesehatan, sehingga faktor tersebut ia minta menjadi pertimbangan utama saat menyediakan makanan bagi keluarga. "Makanan itu harus bermanfaat bagi kita dan keturunan kita."
Mega pun menyinggung persoalan asupan gizi di Indonesia yang belum berimbang, karena masih terdapat banyak kasus stunting di berbagai daerah. Padahal seharusnya generasi mendatang dapat tumbuh menjadi lebih baik dari orang tuanya.
Melalui asupan gizi yang seimbang, ia berharap ke depannya terus dapat tercipta generasi emas. "Harusnya menjadi lebih sehat, lebih pintar, lebih cerdas lahir batin dari pada generasi sebelumnya," katanya.
Alasan Mega berbicara mengenai pangan didasari pengalamannya ketika berbincang dengan Soekarno. Kala itu, Ayahnya menekankan betapa pentingnya pangan sebagai masalah prioritas yang perlu diperhatikan para politikus. Ketika itu, Mega bertanya mengenai alasan pangan menjadi isu krusial untuk diperhatikan.
"Beliau bilangnya enteng, yang namanya perut harus kenyang," kenang Mega.