Presiden RI Joko Widodo berpesan kepada para sukarelawan Pro Jokowi (Projo) agar jangan tergesa-gesa berbicara politik tentang calon presiden pada Pemilu 2024. Dia meminta relawan untuk fokus menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi negara terlebih dahulu.
“Ojo kesusu sik, jangan tergesa-gesa, meskipun mungkin yang dukung ada di sini," katanya pada Pembukaan Rakernas V Projo di Magelang, dikutip dari Antara Sabtu (21/5).
Hadir pada pembukaan Rakesnas V Projo tersebut, antara lain, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Dewan Pertimbangan Presiden Sidarto Danusubroto, dan para pengurus Projo dari berbagai daerah.
Jokowi menyinggung berbagai persoalan bangsa, antara lain, persoalan energi, pangan, dan situasi geopolitik dunia. Untuk itu, Presiden meminta semua pihak bekerja keras menyelesaikan persoalan itu.
Ia meminta agar persoalan seperti dampak ekonomi akibat pandemi COVID-19 dituntaskan. Setelah itu, dirinya baru akan mendengar masukan dari Projo mengenai calon presiden pada Pemilu 2024.
“Akan saya ajak bicara, jadi jangan tergesa-gesa karena dinamika politik sekarang ini juga belum jelas," katanya.
Ia menegaskan bahwa saat ini belum ada kejelasan mengenai pencalonan presiden dari partai manapun. Oleh karena itu, dia meminta relawannya untuk berhati-hati.
Jokowi menuturkan, akan membuat pertemuan besar tingkat nasional untuk seluruh sukarelawan, tidak hanya Projo. Hal ini untuk menunjukkan bahwa seluruh sukarelawan masih solid dan masih satu.
"Saya pun nanti memutuskan pasti akan bertanya bapak/ibu dan saudara-saudara semuanya. Tidak saya putuskan sendiri, saya bukan tipikal seperti itu. Saya tanya ketuanya dahulu," kata Jokowi yang juga Pembina Projo.
Presiden meminta relawannya menyadari dampak pandemi selama dua tahun menyebabkan kondisi ketidakpastian menjadi sangat meningkat. Hal itu tidak hanya dialami Indonesia, melainkan seluruh negara di dunia.
Dia mengatakan, persoalan baru muncul saat pandemi hampir selesai yaitu perang Rusia dan Ukraina. Dampak perang tersebut dialami oleh Indonesia meskipun lokasinya berjauhan.
"Pemulihan ekonomi yang sudah dihitung-hitung akan muncul tahun ini ditimpa perang Rusia dan Ukraina. Jangan dianggap ini hal yang biasa, tidak gampang dan tidak mudah mengelolanya," ujarnya.
Sementara itu, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) telah mendeklarasikan Koalisi Indonesia Bersatu pada Kamis (12/5). Koalisi ini secara resmi dibentuk oleh ketiga partai politik tersebut untuk menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, Pasal 222 disebutkan bahwa pasangan calon diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20% dari jumlah kursi di DPR atau memperoleh 25% dari suara sah secara nasional pada Pemilu anggota DPR sebelumya.
Berdasarkan hasil Pemilu 2019, perolehan suara Partai Golkar sebesar 12,31% dari total suara sah nasional. Sementara, perolehan suara PAN sebesar 6,84% dan PPP sebesar 4,52%. Total perolehan suara ketiga partai pengusung Koalisi Indonesia Bersatu tersebut sebesar 23,67%.
Kendati demikian, jumlah kumulatif perolehan kursi Golkar, PAN, dan PPP di parlemen adalah 26,82 persen. Sebagai informasi, jumlah anggota DPR RI periode 2019-2024 sebanyak 575 orang. Agar dapat memenuhi syarat dapat mengusung calon pada Pilpres 2024, partai atau gabungan partai minimal meraih 20% dari jumlah tersebut, yakni sebanyak 115 kursi.
Berdasarkan hasil Pemilu 2019, partai Golkar meraih 85 kursi, PAN meraih 44 kursi dan PPP meraih 19 kursi. Secara total, perolehan kursi DPR dari Koalisi Indonesia Bersatu tersebut sebanyak 148 kursi. Dengan demikian, koalisi tersebut telah memenuhi salah satu syarat dari ketentuan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Pemilu.