Berdasarkan hasil penelitian para ahli kesehatan di dunia, terdapat lima hipotesis penyebab penyakit hepatitis akut misterius yang menyerang anak-anak berusia di bawah 16 tahun. Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono menyampaikan salah satu hipotesis penyebab hepatitis akut ini adalah varian baru dari Covid-19.
"Ada lima hipotesis kenapa kasus hepatitis akut bisa terjadi pada anak-anak," kata Dante dalam rapat dengar pendapat di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (23/5) dikutip dari Antara.
Pertama adalah infeksi Adenovirus. Dante mengatakan bahwa menurut hasil pemeriksaan Adenovirus ditemukan pada sekitar 70% pasien anak yang diduga terserang hepatitis.
Para ahli, kata dia, masih meneliti lebih lanjut bagaimana Adenovirus yang biasanya menyerang saluran napas pasien dan menyebabkan batuk hingga influenza menginfeksi anak-anak berusia di bawah 16 tahun.
Kedua, penyakit hepatitis akut misterius disebabkan oleh sindrom SARS-CoV-2 atau Covid-19 setelah infeksi yang tidak diketahui.
Ketiga, terdapat pengaruh obat, racun, atau paparan lingkungan sebagai penyebab penyakit hepatitis akut.
"Obat, racun, dan paparan lingkungan, terutama dari hewan, bisa menyebabkan penularan (penyakit) pada manusia, sehingga mungkin hepatitis misterius diakibatkan (oleh) itu," katanya.
Keempat penyakit hepatitis akut disebabkan oleh patogen baru yang belum diketahui. Kelima, varian baru Covid-19 yang mungkin muncul sebagai penyebab hepatitis akut ini perlu penelitian lebih lanjut.
Sebelumnya, Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gastro-Hepatologi IDAI, Dr Muzal Kadim, mengatakan anggapan bahwa hepatitis akut merupakan efek lanjutan dari penderita Covid-19 belum bisa dibenarkan. Muzal mengatakan, selama ini Covid-19 tidak pernah menimbulkan efek samping seperti hepatitis akut. Adapun gejala yang ditemukan pada hepatitis akut diklaim tidak khas sebagai gejala Covid-19.
"Kalau memang history dengan Covid-19, saat ini masih diduga berkaitan, tapi masih dugaan. Apakah itu suatu koinsiden artinya bersamaan atau sebagai penyebab langsung, itu masih dugaan. Itu karena, selama ini Covid-19 tidak pernah menimbulkan gejala seperti hepatitis akut ini," kata Muzal dalam wawancara virtual, Sabtu (7/5).
Kementerian Kesehatan hingga 17 Mei 2022 telah mendata 14 kasus dugaan hepatitis, yang meliputi satu kasus di Sumatera Utara, satu kasus di Sumatera Barat, tujuh kasus di DKI Jakarta, satu kasus di Jambi, dan tiga kasus di Jawa Timur.
Menurut data Kementerian Kesehatan, tujuh kasus dugaan hepatitis ditemukan pada anak berusia di bawah lima tahun, dua kasus ditemukan pada anak usia enam sampai 10 tahun, dan lima kasus ditemukan pada anak usia 11 sampai 16 tahun.
Dalam upaya menangani penyakit hepatitis akut yang belum diketahui pasti penyebabnya, pemerintah melakukan surveilans, analisis patogen untuk mengetahui varian virus, dan pendataan kasus serta menyusun pedoman tata laksana penanganan kasus dan menunjuk laboratorium untuk memeriksa sampel dari pasien-pasien yang diduga terserang hepatitis akut.