Vaksin Covid-19 Buatan Terawan Masuk Jurnal Asing, Apa Pengaruhnya?

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja.
Terawan Agus Putranto saat mengikuti Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (10/12/2020).
31/5/2022, 20.12 WIB

Amin juga belum mengetahui apakah metode tersebut akan ampuh menangani Covid-19. Ini lantaran efektifitasnya masih tergantung antigen tubuh manusia.

"Kita juga masih dalam tahap mempersiapkan Antigen Presenting Cell (APC), sel yang akan mempresentasikan antigen tubuh agar bisa dikenali dengan sel imun," kata Amin. Makanya ia ragu bahwa metode dendritic bisa digunakan untuk vaksinasi massal karena hasilnya tergantung masing-masing pasien. 

Dokter umum yang juga kandidat Phd dari Kobe University, Adam Prabata juga menyebut isi dari ulasan tersebut tak menunjukkan efikasi atau efektivitas Vaksin Nusantara dalam melawan Covid-19. 

Dia juga mengatakan bahwa jurnal internasional yang berisi tinjauan ilmiah tak bisa menjadi bukti efektivitas vaksin. "Bukti efikasi perlu dibuktikan dengan hasil uji klinis," tulis Adam dalam unggahan di akun Instagramnya pada Jumat (27/5).

Sedangkan ahli wabah dari Griffith University Dicky Budiman meminta agar nama Vaksin Nusantara diubah. Ini lantaran  vaksin berbasis sel dendritik bukanlah yang pertama di dunia. Penamaan ini bisa dipakai ketika Vaksin Nusantara resmi menjadi merek dagang. 

“Harus fair, ini bukanlah inovasi Indonesia, tapi inovasi dunia. Kita harus hargai orisinalitas dunia ilmiah,” kata Dicky dilansir dari Antara

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora, Antara