Kementerian Pertanian (Kementan) akan memulai vaksinasi hewan ternak untuk mengendalikan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) mulai Selasa (14/6). Kegiatan tersebut akan menggunakan vaksin yang diimpor dan telah tiba di Indonesia, Minggu (12/6).
“Vaksin telah datang Minggu (12/6), melalui Bandara Soekarno Hatta, yang selanjutnya akan tiba 800 ribu dosis vaksin PMK dalam beberapa waktu ke depan,” ujar Kepala Biro Humas dan Informasi Kementerian Pertanian, Kuntoro Boda Andri, dikutup dari Youtube Kementan yang disiarkan Senin (13/6).
Meskipun demikian, Kuntoro tidak menyebutkan berapa jumlah vaksin yang telah tiba di Jakarta, Minggu (12/6). Kuntoro mengatakan, vaksin akan diberikan pada hewan ternak sehat yang berisiko tinggi tertular wabah PMK di sumber pembibitan peternak. Vaksinasi ini akan bekerja sama dengan posko tanggap darurat daerah.
Sebelumnya, Kementan berencana untuk mengimpor 3 juta dosis vaksin dari prancis. Selain impor, pemerintah juga akan memproduksi vaksin dalam negeri.
“Vaksin lokal akan digunakan Agustus 2022 nanti,” ujarnya.
Sementara itu, jumlah hewan ternak yang terkena wabah PMK mencapai 150.603 ekor. Hewan ternak yang telah sembuh wabah PMK mencapai 39.887 ekor dan yang mati sebanyak 893 ekor. Sementara hewan potong bersyarat mencapai 695 ekor.
Wabah PMK tersebut kini telah menyebar di 180 Kabupaten di 18 provinsi. “Kementan telah tetapkan rencana aksi penanganan PMK atau agenda secara temporary dan permane,” ujarnya.
Adapun Langkah yang dilakukan adalah pembentukan posko tugas dan crisis centre baik tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten. Kedua yaitu membatasi lalu lintas hewan ternak bekerja sama dengan TNI/Polri.
Ketiga yaitu distribusi vitamin, antibiotic, dan disinfektan ke beberapa daerah yang terjanfkit PMK. Selain itu adalah vaksinasi pada hewan ternak.
Idul Adha
Kuntoro mengatakan, ketersediaan hewan ternak mencukupi meskipun terjadi wabah PMK. Berdasarkan data tahun lalu, kebutuhan hewan ternak untuk Idul Adha mencapai 1,5 juta ekor.
“Meski dalam kondisi wabah PMK stok hewan mampu terpenuhi untuk kebutuhan Idul Adha. Daging PMK juga tidak berbahaya jika dikonsumsi manusia,” ujarnya.
Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) menyebabkan harga hewan kurban untuk Idul Adha naik signifikan. Kondisi tersebut misalnya terjadi di Jambi dimana harga sapi naik sekitar Rp 1,5 sampai Rp 2 juta setiap ekornya. Sebelumnya, harga sapi termurah dipatok Rp 15 juta per ekor, kini naik menjadi Rp 17 juta per ekor.
Salah satu pedagang hewan kurban, Amalia, mengatakan bahwa wabah PMK menyebabkan pasokan hewan kurban berkurang. Kondisi itu terjadi karena sapi dan kambing yang masuk ke wilayah Jambi harus melalui prosedur. Selain itu, terdapat pembatasan lalu lintas hewan kurban karena wabah PMK tersebut.
"Yang memesan hewan kurban banyak, namun stok di kita yang terbatas," kata Amalia, Kamis (9/6).
Hal serupa juga dirasakan oleh pedagang kambing Adi Indra. Dia mengatakan, biasanya kambing dari Provinsi Lampung sudah datang satu bulan menjelang hari raya Idul Adha. "Sekarang untuk pengiriman Kambing kita harus mengajukan surat terlebih dahulu. Padahal biasanya kapan saja kambing mau datang bisa," kata Adi indra.
Berdasarkan Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2021, terdapat 10 provinsi dengan wabah populasi sapi potong terbanyak. Berikut sebarannya seperti tertera dalam grafik.