Pemerintah memulai pemberian vaksin wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) hari ini. Lokasi pertama pemberian vaksin berada di Provinsi Jawa Timur.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan distribusi vaksin PMK wajib menggunakan rantai pendingin untuk menjaga tingkat kemanjuran atau efikasi. Total vaksin yang akan disuntikkan hingga 18 Juni adalah 800.000 dosis dari target tahap pertama sebanyak 3 juta dosis.
"Ini hari kalau tidak salah di Jawa Timur (daerah vaksinasi pertama), tapi secara menyeluruh (akan dilakukan vaksinasi di dalam negeri)," kata Yasin di lingkungan Istana Kepresidenan, Selasa (14/6).
Yasin mengatakan banyak negara yang menawarkan vaksin PMK untuk vaksinasi tahap pertama. Sebagian vaksin tahap pertama diimpor dari Perancis.
Sedangkan jumlah vaksin yang dibutuhkan untuk melawan wabah PMK minimal 80% dari populasi terjangkit. Selain itu, dosis yang dibutuhkan per hewan agar memunculkan antibodi adalah dua dosis.
Berdasarkan data Kementan, total kabupaten terjangkit hingga 14 Juni 2022 pukul 15.43 WIB sebanyak 182 daerah yang tersebar di 18 provinsi. Adapun, total hewan ternak terjangkit adalah 155.621 ekor.
Sapi menjadi jenis hewan ternak yang terjangkit PMK terbanyak dengan jumlah 152.756 ekor. Sejauh ini, total hewan ternak yang telah sembuh dari PMK adalah 41.974 ekor, sedangkan yang mati adalah 765 ekor.
Yasin mengatakan vaksinasi tahap pertama akan diprioritaskan bagi hewan ternak yang sudah terjangkit PMK dan berada di zona merah. Hal ini penting untuk menghindarkan potensi kerugian yang diterima petani.
Dia mengatakan ada oknum yang akan memanfaatkan wabah PMK untuk membeli hewan ternak jauh di bawah harga pasar saat Idul Adha. "Yang biasa (hewan ternak) dibeli Rp 20 juta - Rp 30 juta, khawatirnya dengan PMK harus beli di bawah Rp 10 juta," kata Yasin.
Salah satu strategi menjaga harga hewan ternak adalah menutup lalu lintas hewan ternak secara penuh di zona merah. Hingga saat ini Kementan belum mencatat ada hewan ternak yang sudah divaksin
Yasin optimistis penyelenggaraan Idul Adha akan berjalan dengan aman. Strategi utama yang akan diterapkan adalah pengetatan lalu lintas ternak dan pengawasan berkala oleh pemerintah kabupaten hingga pusat.
Pemerintah kabupaten juga akan memvalidasi setiap hari, dua hari oleh pemerintah provinsi, dan tiga hari oleh pemerintah pusat. Langkah ini dilakukan untuk memastikan pasokan hewan ternak dalam menghadapi Idul Adha 2022.
Kementan memproyeksikan total ternak yang dibutuhkan untuk menghadapi Idul Adha 2022 mencapai 1,72 juta ekor. Angka itu naik 5% dari realisasi Idul Adha 2021 sejumlah 1,64 juta ekor.