Penyebab ACT dan Lembaga Amal Tumbuh Menjamur di Indonesia

ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/foc.
Suasana kantor Aksi Cepat Tanggap (ACT) Sulsel di, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (6/7/2022).
Penulis: Ashri Fadilla
Editor: Yuliawati
14/7/2022, 14.47 WIB

Lembaga filantropi menjamur di Indonesia.  Salah satunya Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang sebelum ditutup pemerintah berhasil menggalang dana hingga triliunan rupiah.

Ketua Umum Forum Zakat (FOZ), Bambang Suherman, mengatakan terdapat dua jenis lembaga filantropi berkembang pesat di indonesia, yaitu lembaga filantropi berbasis kemanusiaan atau umum dan agama.

Terdapat empat poin utama yang menyebabkan tingginya pertumbuhan lembaga filantropi di Indonesia, baik yang berbasis kemanusiaan dan agama. Poin pertama yaitu kemiskinan yang hingga kini masih menjadi permasalahan di Indonesia.

Kedua, Indonesia sebagai negara yang dilalui jalur ring of fire berpotensi mengalami bencana. "Korban bencana merupakan orang yang berpotensi kehilangan penghasilan. Hal tersebut pada akhirnya akan menciptakan kasus kemiskinan baru," kata Bambang dalam seminar bertema Masihkah Lembaga Filantropi Islam Bisa Dipercaya di Jakarta, Kamis (14/7).

Kemudian, kondisi yang rentan dan rawan konflik sosial juga menjadi penyebab dari pesatnya pertumbuhan lembaga filantropi di Indonesia. Hal itu diperparah dengan konflik yang sistematis dan direkayasa, serta melibatkan banyak pihak.

“Kalau melibatkan banyak pihak biasanya efek negatifnya lebih kena ke banyak masyarakat. Dan konflik selalu menciptakan kemiskinan baru,” ujarnya.

Poin terakhir yang menjadi penyebab maraknya lembaga filantropi di Indonesia yaitu pandemi Corona Virus Desease-19 (Covid-19). Menurut Bambang, dalam dua tahun terakhir pandemi menjadi ladang dari pertumbuhan lembaga filantropi, sebab menyulitkan kondisi perekonomian masyarakat.

Halaman:
Reporter: Ashri Fadilla