Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kenegaraan Presiden Timor Leste, Jose Ramos-Horta di Istana Negara Bogor pada Selasa (19/7). Dalam kunjungan tersebut, kedua pemimpin negara melakukan pertemuan bilateral bersama dan menandatangani empat nota kesepahaman (MoU).
Pertama adalah MoU Pergerakan Lintas Batas Bus yang ditanda tangani oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Minister of Transport and Communication Timor Leste. MoU tersebut akan memudahkan pergerakan antara Indonesia dan Timor Leste dengan mengatur transportasi orang lintas batas oleh bus.
Salah satu implementasinya akan tercermin pada proyek trayek bus Kupang, Nusa Tenggara Timur menuju Dili dan sebaliknya. “Untuk jalur darat, saya harapkan peluncuran trayek bus rute Kupang-Dili dapat segera dilakukan,” kata Jokowi dalam pidatonya pada Selasa (19/7).
Tak hanya trayek bus, kesepakatan untuk memperkuat konektivitas antara dua negara juga tersermin dalam pembentukan rute kapal Kupang (Indonesia) – Dili (Indonesia) – Darwin (Australia).
“Kita juga sepakat untuk memperkuat konektivitas, baik darat maupun laut. Untuk konektivitas laut, saya menilai pentingnya untuk membuka rute kapal Kupang-Dili-Darwin,” ujarnya.
MoU berikutnya adalah bidang pertanian yang ditandatangani oleh Mentan Syahrul Yasin Limpo dengan Minister of Agriculture and Fisheries Timor Leste. MoU tersebut merupakan pembaharuan dari nota kesepahaman yang dibentuk pada tahun 2015 dan telah kadaluarsa. Perjanjuan ini menjadi dasar kerja sama pertanian kedua negara, terutama akses pasar produk pertanian.
Ketiga, MoU Standarisasi dan Metrologi yang bertujuan untuk menghapus hambatan perdagangan nontarif standarisasi dan meteorologi dengan saling pengakuan standar dan metrologi.
Kemudian MoU Teknis dalam Bidang Perdagangan yang bertujuan untuk mendorong dan menjadi dasar bagi kerja sama teknis antara kedua negara. Perjanjian ini diarahkan bagi wiraswasta dan pegawai Kementerian Perdagangan Timor Leste di bidang kebijakan perdagangan, implementasi perdagangan global dan promosi produk.
MoU tersebut juga menjadi dasar hukum bagi pemberian program pembangunan kapasitas pemagangan ASN Timor Leste di Kementerian Perdagangan RI dalam kerangka masuknya Timor Leste ke Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). Dengan melihat tren perkembangan hubungan perdagangan yang terus positif, Jokowi yakin perdagangan dua negara bisa terus ditingkatkan.
Kedua pemimpin juga bersepakat memperkuat pembangunan perbatasan. Hal itu dilakukan dengan mempercepat pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Napan yang ditargetkan rampung tahun ini. “Saya juga mendorong agar joint border committee dapat dilakukan kembali,” kata Jokowi.
Komitmen juga disampaikan Jokowi agar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan perusahaan-perusahaan di Indonesia turut serta dalam pembangunan Timor Leste, khususnya bidang infrastruktur. Kemudian Jokowi juga ingin agar kedua negara segera menyelesaikan perjanjian investasi.
“Nilai investasi Indonesia di Timor Leste sebesar US$ 818 juta terutama di perbankan, migas (minyak dan gas), dan komunikasi,” jelasnya.
Selain kerja sama ekonomi, pertemuan bilateral antara kedua pemimpin negara juga membahas isu terkait penyelesaian negosiasi perbatasan darat, yaitu segmen Noel Besi Citrana dan segmen Bidjael Sunan-Oben.
Sementara itu, Presiden Ramos Horta pun tampak berterima kasih atas sikap Indonesia yang kooperatif dalam pertemuan bilateral sehingga menghasilkan beberapa kesepakatan yang dapat membantu Timor Leste.
“Saya sangat bersyukur bahwa Presiden telah setuju untuk memperkuat Timor Leste),” kata Horta.