Kasus Covid-19 Terus Menanjak, Saatnya RI Kembali Injak Rem PPKM?

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww.
Warga berjalan menuju Stasiun Sudirman di Jakarta, Selasa (12/7/2022).
21/7/2022, 14.57 WIB

Penularan Covid-19 di Indonesia belum menunjukkan tanda-tanda berakhir. Bahkan pemerintah melaporkan pasien corona RI bertambah 5.653 orang pada Rabu (20/7), tertinggi selama hampir empat bulan.

Tak hanya itu, penularan corona di Jakarta juga masuk dalam kategori level 3 sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia. Namun apakah sudah saatnya pemerintah menarik lagi rem Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)?

Ahli wabah dari Griffith University Dicky Budiman mengatakan status PPKM level 1 dan 2 masih relevan dengan kondisi penularan saat ini. Namun ia meminta pemerintah betul-betul berkomitmen menjalankan pembatasan sesuai level tersebut.

"PPKM ini harus benar-benar jadi payung penguatan (pencegahan penularan)," kata Dicky kepada Katadata.co.id, Rabu (21/7).

Hal lain yang tak kalah penting adalah vaksinasi booster. Dicky meminta pemerintah betul-betul memacu pemberian dosis tambahan vaksin Covid-19 tersebut demi mengurangi keparahan kasus.

Dia juga meminta pemerintah menyasar dua kelompok yakni daerah dengan angka vaksinasi booster rendah dan memiliki kelompok rentan. "Meski infeksi banyak, tapi angka kematian dan masuk Intensive Care Unit (ICU) bisa ditekan," kata dia.

Hal lain yang perlu dilakukan adalah mengantisipasi penularan Covid-19 dari jemaah haji yang baru pulang dari Tanah Suci. Ia menyarankan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) dilakukan dalam waktu 48 jam usai jemaah pulang.

"Setelah itu menjalani karantina lima sampai tujuh hari dengan pelaporan mandiri," kata Dicky.

Sedangkan Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Mohammad Syahril belum merespons pesan Katadata.co.id soal kelanjutan level PPKM. Namun pemerintah sempat menaikkan status pembatasan di DKI menjadi level 2 pada 5 Juli meski sehari kemudian diturunkan lagi.

Terkait penularan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa kondisi RI saat ini lebih mirip India yang merangkak dengan lambat. Namun berbeda dengan penularan gelombang sebelumnya, kasus kali ini tak diikuti lonjakan kematian dan hospitalisasi.

Oleh sebab itu Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas awal pekan ini memilih untuk menggenjot vaksinasi booster demi mencegah keparahan Covid-19.

"Tujuannya melindungi masyarakat kalau terkena jangan sampai masuk rumah sakit dan sampai wafat," kata Budi pada Senin (18/7) dikutip dari Antara.

Reporter: Ashri Fadilla